Pengaruh Globalisasi Terhadap Tata Krama Makan di Kalangan Milenial Urban

3 (219 suara)

Pengaruh globalisasi telah merambah berbagai aspek kehidupan, termasuk tata krama makan di kalangan milenial urban. Perubahan ini terjadi seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang pengaruh globalisasi terhadap tata krama makan di kalangan milenial urban.

Perubahan Pola Makan Milenial Urban

Pola makan milenial urban telah mengalami perubahan signifikan seiring dengan globalisasi. Mereka cenderung lebih terbuka terhadap berbagai jenis makanan dari berbagai belahan dunia. Hal ini tidak lepas dari akses informasi yang semakin mudah dan cepat. Melalui media sosial dan internet, milenial urban dapat mengetahui berbagai jenis makanan dan cara memasaknya. Selain itu, banyaknya restoran dan kafe dengan menu internasional juga mempengaruhi pola makan mereka.

Globalisasi dan Tata Krama Makan

Globalisasi juga berpengaruh terhadap tata krama makan milenial urban. Mereka cenderung lebih fleksibel dan tidak terikat oleh aturan tradisional. Misalnya, makan dengan tangan kini tidak lagi menjadi hal yang tabu. Bahkan, beberapa restoran kini menyajikan makanan dengan konsep 'eat with your hands' yang menjadi tren di kalangan milenial. Selain itu, konsep makan bersama atau 'sharing food' juga semakin populer.

Dampak Negatif Globalisasi pada Tata Krama Makan

Namun, pengaruh globalisasi terhadap tata krama makan di kalangan milenial urban tidak selalu positif. Banyak dari mereka yang cenderung mengabaikan tata krama makan tradisional. Misalnya, makan sambil berdiri atau makan sambil berjalan yang sebenarnya tidak sesuai dengan tata krama makan di Indonesia. Selain itu, konsumsi makanan cepat saji yang tinggi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.

Upaya Mempertahankan Tata Krama Makan Tradisional

Meski demikian, masih ada upaya untuk mempertahankan tata krama makan tradisional di tengah pengaruh globalisasi. Beberapa restoran dan kafe lokal berusaha menyajikan makanan tradisional dengan cara penyajian yang modern. Selain itu, ada juga gerakan untuk kembali ke tata krama makan tradisional sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya lokal.

Pengaruh globalisasi terhadap tata krama makan di kalangan milenial urban memang tidak bisa dihindari. Namun, penting untuk tetap mempertahankan tata krama makan tradisional sebagai bagian dari identitas budaya. Dengan demikian, perubahan yang terjadi dapat diimbangi dengan pemahaman dan apresiasi terhadap budaya lokal.