Hutan Kalteng yang Rapuh: Saatnya Melirik dan Mengambil Tindakan

Hutan belantara di Kalimantan Tengah telah menjadi kekayaan alam yang tak ternilai. Namun, eksploitasi yang berlebihan selama ini telah menyebabkan degradasi hutan dan kerusakan lingkungan. Hutan-hutan ini kini berada dalam keadaan rapuh dan membutuhkan perhatian dari pemimpin yang peduli. Maslani, seorang anggota tim pemadam kebakaran, adalah salah satu contoh nyata dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh kerusakan hutan. Sebelumnya, ia bekerja sebagai pencari titik sumur bor untuk pemadaman api. Namun, sekarang ia harus sibuk menyelamatkan rumahnya dari banjir yang melanda daerahnya. Maslani bukanlah satu-satunya yang terkena dampak ini, banyak warga desa lainnya juga harus menghadapi situasi yang sulit. Masalah ini semakin memburuk saat musim kebakaran lahan tiba. Banyak sumur bor yang sebelumnya mengeluarkan air, tiba-tiba menjadi kering. Maslani adalah salah satu orang yang sangat dibutuhkan dalam situasi ini, namun karena alasan kesehatan, ia tidak dapat melakukannya lagi. Selain itu, banjir juga menjadi ancaman serius bagi Kalimantan Tengah. Delapan kabupaten di daerah ini telah terendam banjir pada periode Juli hingga September. Beberapa wilayah yang sebelumnya belum pernah mengalami banjir, kini harus menghadapinya. Data dari Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan Bencana (Pusadalops-PB) Provinsi Kalteng menunjukkan bahwa ribuan rumah terdampak banjir dan ribuan orang harus mengungsi. Kondisi ini menunjukkan betapa rapuhnya hutan di Kalimantan Tengah. Eksploitasi yang berlebihan telah menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kehidupan warga setempat. Oleh karena itu, saatnya bagi kita semua untuk melirik dan mengambil tindakan yang diperlukan. Pemimpin yang peduli dan bertanggung jawab harus segera turun tangan untuk melindungi hutan dan lingkungan di Kalimantan Tengah.