Filsafat Popper dan Metodologi Ilmiah: Mengapa Falsifikasi Lebih Penting daripada Verifikasi **

Karl Popper, seorang filsuf ilmu pengetahuan terkemuka abad ke-20, menantang pandangan tradisional tentang metode ilmiah dengan menekankan pentingnya falsifikasi. Dalam pandangannya, ilmu pengetahuan tidak hanya tentang memverifikasi teori, tetapi juga tentang mencari bukti yang dapat menyanggahnya. Popper berpendapat bahwa teori ilmiah yang baik harus dapat diuji dan dibantah. Ia menentang induksi, yang mengandalkan generalisasi dari pengamatan, karena ia percaya bahwa tidak ada jumlah observasi yang dapat membuktikan kebenaran suatu teori. Sebaliknya, ia menganjurkan deduksi, di mana teori diuji dengan mencari contoh yang dapat menyanggahnya. Contohnya, teori gravitasi Newton dapat diuji dengan mencari objek yang tidak jatuh ke bawah. Jika ditemukan, teori tersebut akan terbantahkan. Namun, meskipun banyak objek jatuh ke bawah, hal itu tidak membuktikan kebenaran teori tersebut. Falsifikasi, menurut Popper, adalah kunci kemajuan ilmiah. Dengan mencari bukti yang dapat menyanggah teori, kita dapat mengidentifikasi kelemahannya dan mengembangkan teori yang lebih baik. Kesimpulan: Filsafat Popper tentang falsifikasi memberikan kerangka kerja yang kuat untuk metodologi ilmiah. Dengan menekankan pentingnya mencari bukti yang dapat menyanggah teori, ia mendorong kita untuk berpikir kritis dan mengembangkan teori yang lebih kuat dan akurat. Wawasan:** Popper mengingatkan kita bahwa ilmu pengetahuan bukanlah tentang mencari kebenaran absolut, tetapi tentang mencari pemahaman yang lebih baik tentang dunia. Dengan terus-menerus menantang teori-teori kita, kita dapat terus maju dalam pencarian pengetahuan.