**Membangun Landasan Hukum bagi Jurnalisme Warga di Indonesia: Tinjauan Pustaka** **

1. Teori Hukum Positif Teori hukum positif menekankan pada aturan hukum yang berlaku dan dibentuk oleh negara. Dalam konteks jurnalisme warga, teori ini dapat diterapkan untuk menganalisis regulasi yang ada dan bagaimana regulasi tersebut dapat diimplementasikan untuk melindungi dan mengatur aktivitas jurnalisme warga. * Relevansi: Teori ini relevan karena dapat membantu memahami bagaimana regulasi yang ada dapat diubah atau diperbarui untuk mengakomodasi perkembangan jurnalisme warga. * Contoh: Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dapat dikaji lebih lanjut untuk melihat bagaimana regulasi tersebut dapat diinterpretasikan untuk melindungi jurnalisme warga. 2. Teori Hukum Normatif Teori hukum normatif berfokus pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang mendasari hukum. Dalam konteks jurnalisme warga, teori ini dapat digunakan untuk menganalisis nilai-nilai yang ingin dicapai melalui jurnalisme warga, seperti transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik. * Relevansi: Teori ini relevan karena dapat membantu memahami bagaimana jurnalisme warga dapat berkontribusi pada nilai-nilai demokrasi dan masyarakat yang lebih baik. * Contoh: Teori ini dapat digunakan untuk menganalisis bagaimana jurnalisme warga dapat membantu meningkatkan partisipasi publik dalam proses demokrasi dan mendorong akuntabilitas pemerintah. Kesimpulan:** Kedua teori hukum ini dapat memberikan kerangka kerja yang kuat untuk menganalisis dan memahami peran jurnalisme warga di Indonesia. Dengan memahami teori-teori ini, kita dapat membangun landasan hukum yang lebih kuat untuk melindungi dan mengatur jurnalisme warga, sehingga dapat berkontribusi secara positif pada perkembangan demokrasi dan masyarakat Indonesia.