Apakah Memperindah Masjid Tanpa Memakmurkannya Merupakan Tanda Kiamat?

Masjid, sebagai pusat ibadah dan kehidupan sosial umat Islam, memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat. Namun, belakangan ini muncul fenomena yang menarik perhatian banyak pihak: kecenderungan untuk memperindah masjid secara berlebihan tanpa memperhatikan aspek pemakmurannya. Pertanyaan yang kemudian timbul adalah, apakah hal ini merupakan salah satu tanda kiamat sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits? Mari kita telusuri lebih dalam mengenai fenomena ini dan implikasinya bagi kehidupan umat Islam.

Fenomena Memperindah Masjid di Era Modern

Di era modern ini, kita sering menyaksikan pembangunan masjid-masjid megah dengan arsitektur yang menakjubkan. Masjid-masjid ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas mewah, ornamen-ornamen indah, dan teknologi canggih. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar, tetapi juga merambah ke daerah-daerah. Memperindah masjid seolah menjadi tren yang tak terbendung, dengan dana yang tidak sedikit dikeluarkan untuk mewujudkannya.

Namun, di balik kemegahan fisik ini, sering kali terdapat ironi yang memprihatinkan. Banyak masjid yang indah secara fisik namun sepi dari jamaah. Kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial yang seharusnya menjadi ruh dari sebuah masjid justru minim atau bahkan tidak ada sama sekali. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: apakah kita telah salah dalam memaknai konsep memakmurkan masjid?

Hadits tentang Memperindah Masjid sebagai Tanda Kiamat

Dalam beberapa hadits, Nabi Muhammad SAW memang menyinggung tentang fenomena memperindah masjid sebagai salah satu tanda kiamat. Salah satu hadits yang sering dikutip adalah yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, di mana Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan terjadi kiamat hingga manusia saling berbangga-bangga dengan masjid." (HR. Abu Dawud, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah)

Hadits ini sering ditafsirkan sebagai peringatan terhadap sikap berlebihan dalam memperindah masjid, terutama jika hal tersebut dilakukan hanya untuk kebanggaan dan pamer, bukan untuk tujuan ibadah yang sesungguhnya. Namun, penting untuk dipahami bahwa hadits ini tidak melarang memperindah masjid secara mutlak, melainkan memperingatkan tentang niat dan prioritas yang salah dalam membangun masjid.

Memaknai Konsep Memakmurkan Masjid

Memakmurkan masjid sebenarnya memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar memperindah fisiknya. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman: "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah." (QS. At-Taubah: 18)

Ayat ini menjelaskan bahwa memakmurkan masjid berkaitan erat dengan keimanan, ibadah, dan amal saleh. Memakmurkan masjid berarti menghidupkannya dengan berbagai kegiatan ibadah, pendidikan, dan sosial yang bermanfaat bagi umat. Ini mencakup shalat berjamaah yang rutin, pengajian, majelis ilmu, kegiatan sosial, dan berbagai aktivitas lain yang mendekatkan masyarakat kepada Allah dan sesama manusia.

Keseimbangan antara Keindahan Fisik dan Spiritual

Memperindah masjid sebenarnya bukanlah hal yang terlarang dalam Islam. Bahkan, ada hadits yang menyebutkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman, dan tentu saja ini berlaku juga untuk masjid. Namun, yang menjadi persoalan adalah ketika keindahan fisik menjadi fokus utama dan mengabaikan aspek spiritual dan sosial dari masjid itu sendiri.

Idealnya, harus ada keseimbangan antara keindahan fisik masjid dan pemakmurannya. Masjid yang indah dan bersih tentu akan lebih menarik bagi jamaah untuk beribadah di dalamnya. Namun, keindahan ini harus diimbangi dengan program-program yang menghidupkan fungsi masjid sebagai pusat ibadah, pendidikan, dan kegiatan sosial umat.

Tantangan dan Solusi dalam Memakmurkan Masjid

Memakmurkan masjid di era modern memang menghadapi berbagai tantangan. Gaya hidup yang semakin sibuk, pengaruh teknologi, dan perubahan pola interaksi sosial seringkali membuat orang enggan untuk aktif di masjid. Namun, tantangan ini seharusnya menjadi pemicu bagi pengelola masjid untuk lebih kreatif dalam menarik minat masyarakat.

Beberapa solusi yang bisa diterapkan antara lain: mengadakan program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat modern, memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan dakwah dan informasi kegiatan masjid, melibatkan generasi muda dalam pengelolaan masjid, serta membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan fungsi masjid sebagai pusat pemberdayaan umat.

Fenomena memperindah masjid tanpa memakmurkannya memang bisa dilihat sebagai salah satu tanda zaman yang mengarah pada kiamat, sebagaimana disebutkan dalam hadits. Namun, alih-alih melihatnya sebagai tanda yang tak terelakkan, kita sebagai umat Islam justru harus menjadikannya sebagai peringatan dan motivasi untuk kembali pada esensi sejati dari keberadaan masjid. Masjid bukan sekadar bangunan indah, tetapi pusat kehidupan spiritual dan sosial umat yang harus terus dihidupkan dan dimakmurkan. Dengan memahami dan menerapkan konsep memakmurkan masjid secara komprehensif, kita bisa berharap masjid-masjid kita tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga menjadi mercusuar spiritual yang menerangi kehidupan umat dan masyarakat secara luas.