Mengapa Al-Quran Diawali dengan Surat Al-Fatihah dan Diakhiri dengan Surat An-Nas?

Al-Quran, kitab suci umat Islam, merupakan mahakarya sastra Arab yang agung dan panduan ilahi bagi umat manusia. Tersusun atas 114 surat, Al-Quran diawali dengan Surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan Surat An-Nas. Penempatan kedua surat ini bukanlah tanpa alasan, melainkan mengandung hikmah dan makna yang dalam.

Kedudukan Al-Fatihah sebagai Pembuka

Al-Fatihah, yang berarti "Pembuka", merupakan surat pertama yang diturunkan secara lengkap di Mekah. Surat ini memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam, bahkan dijuluki sebagai "Ummul Kitab" (Induk Al-Quran) karena memuat intisari seluruh ajaran Islam. Dimulai dengan pujian kepada Allah SWT, Al-Fatihah menegaskan keesaan dan kekuasaan-Nya.

Al-Fatihah juga mengandung permohonan dan pengakuan akan kebutuhan manusia kepada Allah SWT. Kalimat "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in" (Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan) menunjukkan penghambaan total manusia kepada Sang Pencipta.

Makna di Balik Penempatan Al-Fatihah

Penempatan Al-Fatihah di awal Al-Quran memiliki makna yang sangat penting. Sebagai surat pembuka, Al-Fatihah menjadi pintu gerbang bagi umat Islam untuk memasuki samudra ilmu dan hikmah Al-Quran. Surat ini juga menjadi dasar bagi setiap muslim dalam memahami hubungannya dengan Allah SWT.

Setiap rakaat shalat wajib diawali dengan membaca Al-Fatihah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya surat ini dalam Islam. Melalui Al-Fatihah, seorang muslim meneguhkan kembali tauhidnya, memohon petunjuk, dan menggantungkan seluruh harapannya hanya kepada Allah SWT.

An-Nas: Perlindungan dari Godaan

Surat An-Nas, yang berarti "Manusia", merupakan surat terakhir dalam Al-Quran. Surat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyah, yaitu surat yang diturunkan di Mekah. An-Nas merupakan surat pendek yang terdiri dari enam ayat dan berisi doa memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan.

Surat An-Nas diawali dengan penegasan bahwa Allah SWT adalah Tuhan seluruh manusia dan Raja seluruh manusia. Kemudian, surat ini mengajarkan manusia untuk berlindung kepada Allah SWT dari godaan setan yang terkutuk. Godaan setan dapat datang dalam berbagai bentuk, baik dari dalam diri manusia maupun dari luar.

Hikmah Penempatan An-Nas di Akhir Al-Quran

Penempatan An-Nas di akhir Al-Quran memiliki makna yang sangat dalam. Setelah mempelajari seluruh ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Quran, manusia diingatkan akan bahaya godaan setan yang dapat menyesatkan.

An-Nas menjadi penutup yang sempurna bagi Al-Quran karena mengingatkan manusia akan kelemahannya dan pentingnya berlindung kepada Allah SWT. Surat ini juga mengajarkan manusia untuk senantiasa waspada dan tidak lengah dari tipu daya setan.

Al-Quran diawali dengan Al-Fatihah yang menegaskan keesaan Allah SWT dan diakhiri dengan An-Nas yang mengajarkan manusia untuk berlindung kepada-Nya. Kedua surat ini menjadi bingkai yang sempurna bagi kitab suci umat Islam, membimbing manusia untuk hidup di jalan yang diridhoi Allah SWT.