Posisi dan Pungsi Sunnah terhadap Al-Qura

Sunnah dan Al-Quran adalah dua sumber utama ajaran Islam yang saling melengkapi dan mendukung satu sama lain. Posisi dan pungsi sunnah terhadap Al-Quran dapat dijelaskan melalui beberapa aspek. Pertama, sunnah berfungsi sebagai penjelas dan pelengkap terhadap ajaran Al-Quran. Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang mengandung wahyu Allah kepada Nabi Muhammad. Namun, dalam beberapa kasus, Al-Quran tidak memberikan penjelasan yang cukup detail mengenai cara melakukan suatu ibadah atau perilaku tertentu. Di sinilah sunnah berperan. Sunnah Nabi Muhammad memberikan contoh dan petunjuk konkret mengenai bagaimana seharusnya melakukan ibadah, perilaku, dan interaksi sosial. Kedua, sunnah berfungsi sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Quran. Dalam Islam, sunnah dianggap sebagai sumber hukum yang sah dan dapat diikuti oleh umat Islam. Sunnah Nabi Muhammad memberikan panduan dan contoh bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sunnah juga digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan ijtihad dan qiyas dalam menyelesaikan masalah hukum yang tidak secara eksplisit diatur dalam Al-Quran. Ketiga, sunnah berfungsi sebagai penjaga dan penerus ajaran Al-Quran. Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad pada abad ke-7 Masehi. Namun, ajaran Al-Quran harus terus diteruskan dan dijaga agar tetap relevan dan berlaku dalam konteks zaman yang berubah. Sunnah Nabi Muhammad berfungsi sebagai penjaga dan penerus ajaran Al-Quran, dengan memberikan contoh dan petunjuk mengenai bagaimana seharusnya mengamalkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, sunnah memiliki posisi dan pungsi yang penting terhadap Al-Quran. Sunnah berfungsi sebagai penjelas, pelengkap, sumber hukum kedua, dan penjaga ajaran Al-Quran. Sunnah Nabi Muhammad memberikan contoh dan panduan konkret bagi umat Islam dalam mengamalkan ajaran Al-Quran. Tanpa sunnah, ajaran Al-Quran mungkin akan kehilangan relevans dan keselarasan dengan konteks zaman yang berubah.