Pembentukan Daulah Abbasiyah: Sejarah Gerakan Perlawanan terhadap Bani Umayyah

Pendahuluan: Daulah Abbasiyah, sebuah dinasti yang akan menggantikan Bani Umayyah, dibentuk oleh Ali bin Abdullah bin Abbas, seorang pemimpin perlawanan terhadap Bani Umayyah. Ali bin Abdullah bin Abbas, yang merupakan anak dari Abbas bin Abd al-Muthalib, ayah Nabi Muhammad, memainkan peran penting dalam pembentukan Daulah Abbasiyah. Bagian 1: Fase Pendirian dan Pembentukan Organisasi Setelah Ali bin Abdullah bin Abbas meninggal, kepemimpinannya diambil alih oleh anaknya, Muhammad bin Ali. Fase ini dikenal sebagai "Fase Pendirian dan Pembentukan Organisasi." Selama periode ini, Muhammad bin Ali menetapkan tiga kota sebagai pusat gerakan: Al-Humaimah sebagai pusat perencanaan dan organisasi, Kufah sebagai pusat penghubung, dan Khurasan sebagai pusat gerakan praktis. Dia juga mengadakan propaganda kepada umat Islam bahwa yang berhak memegang jabatan khalifah adalah Bani Abbasiyah, garis keturunan Nabi Muhammad. Pengikutnya banyak berasal dari golongan Syi'ah dan orang-orang Persia. Fase ini dikenal sebagai "Fase Pembentukan Opini Publik." Bagian 2: Kekuasaan Ibrahim al-Imam dan Tumbangnya Khalifah Marwan II Setelah itu, Ibrahim al-Imam menggantikan posisi ayahnya, Muhammad bin Ali, yang meninggal dunia pada tahun 125H/743M. Ibrahim al-Imam bekerja sama dengan Abu Muslim al-Khurasani dalam memimpin gerakan perlawanan terhadap Bani Umayyah. Namun, Ibrahim al-Imam berhasil tertangkap pada awal tahun 132H/749M dan dipenjara di Kota Harran, kemudian dihukum mati. Di sisi lain, gerakan Bani Abbasiyah yang dipimpin oleh Abu Muslim al-Khurasani dapat menarik banyak pengikut di wilayah Khurasan. Ketika pasukan Bani Abbasiyah cukup kuat, di bawah kepemimpinannya menyerang kekuatan Bani Umayyah di daerah tersebut. Peristiwa ini menjadi awal tumbangnya Khalifah Marwan II dari Bani Umayyah. Bagian 3: Kekuasaan Abul Abbas as-Saffah bin Muhammad Posisi atau kedudukan Ibrahim al-Imam kemudian digantikan oleh saudaranya, Abul Abbas as-Saffah bin Muhammad, untuk memimpin gerakan melawan Bani Umayyah. Di bawah kepemimpinannya, pasukan Abbasiyah terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Umayyah di Zab Hulu, sebuah anak Sungai Tigris sebelah timur Mosul, Irak. Pasukan Abbasiyah berhasil mengalahkan pasukan Umayyah dan terus bergerak menuju Syam (Suriah). Kemudian satu per satu seluruh kota di Syam dapat mereka kuasai. Marwan bin Muhammad, selaku khalifah terakhir Daulah Umayah, merasa ketakutan dan melarikan diri ke Mesir. Pelarian itu pun berakhir dengan tewasnya khalifah tersebut karena terbunuh oleh pasukan Bani Abbas di Bushair, wilayah Al-Fayyum Mesir, pada tanggal 27 Dzulhijjah 132H/5 Agustus 750 M. Abul Abbas as-Saffah bin Muhammad diangkat menjadi khalifah pertama Bani Abbasiyah pada tahun 750 M, tetapi dia hanya berkuasa selama 4 tahun 9 bulan. Kesimpulan: Pembentukan Daulah Abbasiyah adalah hasil dari gerakan perlawanan terhadap Bani Umayyah. Ali bin Abdullah bin Abbas, seorang pemimpin perlawanan, memainkan peran penting dalam pembentukan Daulah Abbasiyah. Selama periode ini, Muhammad bin Ali menetapkan tiga kota sebagai pusat gerakan dan mengadakan propaganda kepada umat Islam. Ibrahim al-Imam dan Abul Abbas as-Saffah bin Muhammad juga memainkan peran penting dalam memimpin gerakan perlawanan dan mengalahkan Bani Umayyah. Pembentukan