Menyelamatkan Tradisi Keilmuan Islam di Era Digital: Sebuah Refleksi **

Pendidikan Islam di Indonesia, khususnya di lembaga-lembaga pendidikan tradisional, menghadapi tantangan serius di era digital. Tradisi keilmuan yang kaya, seperti mengkaji kitab kuning, musyawarah, dan bahtsul masail, tampak semakin redup. Generasi muda, termasuk para santri dan mahasiswa, lebih tertarik pada dunia maya dan gadget daripada membaca buku, jurnal, atau kitab. Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran akan tergerusnya nilai-nilai luhur dan tradisi keilmuan Islam yang telah diwariskan oleh para ulama terdahulu. Perkembangan teknologi memang membawa banyak manfaat, namun juga memiliki sisi negatif yang perlu diwaspadai. Kemudahan akses informasi melalui internet dan media sosial, justru membuat sebagian generasi muda terlena dan kehilangan minat terhadap tradisi keilmuan Islam yang lebih mendalam. Mereka lebih mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak terverifikasi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kitab-kitab klasik. Untuk menyelamatkan tradisi keilmuan Islam di era digital, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Lembaga pendidikan Islam perlu melakukan revitalisasi kurikulum dan metode pembelajaran agar lebih menarik dan relevan dengan kebutuhan zaman. Pemanfaatan teknologi digital dalam proses belajar mengajar harus dilakukan secara bijak dan terarah, sehingga tidak menggantikan peran guru dan kitab-kitab klasik. Selain itu, peran orang tua dan masyarakat sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai keilmuan Islam kepada generasi muda. Mereka perlu memberikan contoh dan motivasi agar anak-anak lebih tertarik membaca buku, jurnal, dan kitab-kitab klasik. Peningkatan literasi digital juga menjadi kunci penting dalam menghadapi era digital. Generasi muda perlu diajarkan untuk memilah dan memilih informasi yang benar dan bermanfaat, serta menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Tradisi keilmuan Islam merupakan warisan berharga yang perlu dilestarikan. Dengan upaya bersama, kita dapat menyelamatkan tradisi ini dan mewariskannya kepada generasi mendatang. Generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan memiliki pengetahuan yang luas akan menjadi aset penting bagi kemajuan bangsa dan agama. Refleksi:** Di tengah gempuran informasi digital, kita perlu kembali merenungkan makna dan nilai luhur tradisi keilmuan Islam. Jangan sampai kita terlena dan kehilangan jati diri sebagai umat Islam yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai luhur. Mari kita bersama-sama berjuang untuk melestarikan tradisi keilmuan Islam dan mewariskannya kepada generasi mendatang.