Mengapa Sagu Seharusnya Diperhatikan sebagai Alternatif Makanan Pokok

Sagu, yang dikenal sebagai pangan lokal Indonesia, memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai alternatif makanan pokok pengganti beras. Sebagai makanan pokok, sagu telah lama menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, terutama di wilayah Maluku dan Papua. Sebagai makanan pokok, sagu banyak tumbuh di hutan atau lingkungan sekitat tinggal. Selain itu, sagu juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri, seperti tepung sagu dan papan sagu. Pohon sagu dapat tumbuh hingga 30 meter, dan dari satu pohon dapat menghasilkan 150-300 kilogram bahan tepung sagu. Kandungan nutrisi terbanyak di dalam sagu adalah karbohidrat, yang termasuk kategori makronutrien yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak untuk fungsi otak. Sagu juga mengandung nutrisi seperti kalori, karbohidrat, protein, dan mineralium dan kalsium. Selain itu, sagu juga bebas gluten, sehingga menjadi alternatif yang baik bagi orang dengan penyakit celiac atau intoleransi gluten. Meskipun memiliki banyak manfaat, sagu sebagian besar masih kurang dimanfaatkan dalam industri makanan global. Hal ini karena kurangnya kesadaran akan potensinya sebagai pangan yang berkelanjutan dan bergizi. Selain itu, pengolahan tepung sagu membutuhkan peralatan dan keterampilan khusus yang tidak banyak tersedia di banyak negara. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah dan organisasi internasional perlu berinvestasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan teknologi pengolahan sagu. Selain itu, pemerintah juga harus mempromosikan kampanye untuk mendidik masyarakat tentang manfaat sagu sebagai sumber makanan yanganjutan dan bergizi. Dengan mengembangkan potensi penuh sagu, kita dapat berkontribusi pada masyarakat yang lebih berkelanjutan dan adil.