Makna Tari Tradisional dalam Konteks Kajian Kontekstual

Tari tradisional merupakan jenis tarian yang secara turun-temurun diwariskan dari zaman nenek moyang. Tari tradisional sangat mengutamakan nilai filosofis, simbolis, dan religius. Segala aturan tari masih bertumpu pada pedoman leluhur. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki banyak pulau, dan setiap pulau memiliki tari tradisional yang berbeda-beda. Tari tradisional memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis tarian lainnya. Pertama, tari tradisional memiliki pakem atau aturan gerakan dasar yang wajib diikuti. Setiap gerakan memiliki makna dan simbolis yang mendalam. Kedua, tari tradisional diiringi oleh musik tradisional khas daerah setempat. Musik tersebut mencerminkan identitas budaya dan kekayaan musik tradisional Indonesia. Ketiga, tari tradisional mengenakan kostum pakaian tradisional khas daerah setempat. Kostum tersebut mencerminkan keindahan dan keunikan budaya setempat. Keempat, tari tradisional diajarkan dan dipelajari secara lisan atau dari mulut ke mulut secara langsung dari generasi lama ke generasi penerusnya. Hal ini menjaga keaslian dan keberlanjutan tari tradisional. Kelima, tari tradisional mengandung filosofi yang berasal dari buah pikiran kearifan lokal setempat. Filosofi tersebut mengajarkan nilai-nilai kehidupan dan kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan. Keenam, tari tradisional memiliki fungsi sosial adat, misalnya untuk kepentingan upacara adat atau kegiatan lokal lainnya. Tari tradisional menjadi bagian penting dalam menjaga dan memperkuat identitas budaya masyarakat setempat. Ketujuh, terkadang tari tradisional memiliki syarat khusus perupa waktu, tempat, bahkan hanya beberapa orang terpilih saja yang diperbolehkan membawakannya. Hal ini menunjukkan eksklusivitas dan keistimewaan dari tari tradisional tersebut. Berdasarkan nilai artistiknya, tari tradisional dibagi menjadi tiga, yaitu tari primitif, tari rakyat, dan tari klasik. Tari primitif merupakan tari yang berasal dari zaman prasejarah dan masih dijalankan hingga saat ini. Tari ini memiliki gerakan yang sederhana dan mengandung unsur magis. Tari rakyat merupakan tari yang dijalankan oleh masyarakat umum dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tari ini mencerminkan kegembiraan, kebersamaan, dan kehidupan masyarakat setempat. Tari klasik merupakan tari yang memiliki nilai artistik tinggi dan dijalankan oleh penari yang telah menguasai teknik tari secara mendalam. Tari ini biasanya dipentaskan di panggung dan menggambarkan kisah-kisah epik atau mitologi. Dalam kajian kontekstual, tari tradisional memiliki makna yang lebih dalam. Tari tradisional menjadi cerminan dari kehidupan sosial budaya masyarakat di mana fenomena tersebut muncul dan hidup. Misalnya, tari gantar dari Kalimantan Timur. Tari gantar menjadi bagian dari upacara adat, yaitu ngugu tahun. Tongkat panjang yang digunakan dalam tari gantar bermakna sebagai kayu yang digunakan untuk melubangi tanah pertanian dan bambu pendek sebagai tabung benih padi yang siap ditaburkan di lubang tersebut. Muda-mudi secara sukacita menarikan tari dengan harapan panen akan berlimpah. Pada mulanya, tari gantar hanya ditarikan pada saat upacara tanam padi saja. Dalam perkembangannya, tari gantar juga ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu yang datang ke Kalimantan Timur. Dalam kesimpulannya, tari tradisional memiliki makna yang mendalam dalam konteks kajian kontekstual. Tari tradisional tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya, religi, dan filosofi yang harus dijaga dan dilestarikan. Melalui tari tradisional, kita dapat memahami dan menghargai kekayaan budaya Indonesia yang beragam.