Air Mata Ria dan Naysila **

Matahari sore mulai meredup saat Ria dan Naysila, adik-adik dari Shani, Feni, Gracia, dan Sisca, melangkah keluar dari gerbang sekolah. Hari ini, mereka kembali menjadi sasaran bully di sekolah. Perasaan sedih dan marah bercampur aduk dalam hati mereka. "Kak, aku nggak kuat lagi," lirih Ria, air matanya mulai menetes. Naysila hanya mengangguk, air matanya juga tak terbendung. Mereka berdua tak mengerti mengapa selalu menjadi sasaran bully. "Kita pulang, Kak," ucap Naysila, suaranya bergetar. Ria mengangguk, dan mereka berdua meminta supir pribadi mereka untuk mengantarkan mereka ke kantor sang ayah, Argantara Indira Natio, pengusaha sukses dan orang terkaya dunia nomor satu. Sesampainya di kantor, mereka disambut oleh para bodyguard sang ayah. Dengan air mata yang masih mengalir, Ria dan Naysila langsung masuk ke kantor sang ayah, dikawal oleh seluruh bodyguard. "Papa," isak Ria, "aku dan Naysila di-bully lagi di sekolah." Argantara, yang melihat kedua putrinya menangis, langsung memeluk mereka erat. "Tenang, sayang. Papa akan menyelesaikan ini." Tak ingin melihat kedua putrinya terus menangis, Argantara memanggil 8 orang bodyguard untuk mengajak Ria dan Naysila bermain di taman belakang kantor. Setelah Ria dan Naysila keluar dari ruangan, Argantara langsung memerintahkan keempat anak perempuannya untuk mencari tahu siapa yang telah membully Ria dan Naysila. "Kalian harus tahu siapa yang berani menyakiti adik-adik kalian," tegas Argantara. Shani, Feni, Gracia, dan Sisca mengangguk. Mereka bertekad untuk membela adik-adik mereka dan memastikan bahwa kejadian ini tidak akan terulang lagi. Wawasan:** Kisah Ria dan Naysila mengingatkan kita bahwa bullying adalah masalah serius yang dapat berdampak buruk pada korbannya. Penting bagi kita untuk saling mendukung dan melindungi satu sama lain, terutama bagi mereka yang rentan menjadi korban bullying.