Analisis Framing Berita: Studi Kasus Teks News Item di Media Online

Framing merupakan proses konstruksi realitas yang dilakukan oleh media dalam memberitakan suatu peristiwa. Melalui framing, media dapat membentuk persepsi publik terhadap suatu isu. Dalam konteks berita online, analisis framing menjadi penting untuk memahami bagaimana media mengkonstruksi realitas dan memengaruhi opini publik.

Teknik Framing dalam Berita Online

Terdapat beberapa teknik framing yang umum digunakan dalam berita online, antara lain:

* Pemilihan Kata: Penggunaan kata-kata tertentu dapat membingkai persepsi pembaca terhadap suatu peristiwa. Misalnya, penggunaan kata "bentrok" dan "demonstrasi damai" untuk menggambarkan peristiwa yang sama dapat menimbulkan makna yang berbeda.

* Penonjolan Aspek Tertentu: Media dapat memilih untuk menonjolkan aspek tertentu dari suatu peristiwa dan mengabaikan aspek lainnya. Hal ini dapat memengaruhi cara pembaca menginterpretasikan peristiwa tersebut.

* Penggunaan Sumber: Pemilihan sumber berita juga dapat membingkai suatu peristiwa. Sumber yang berbeda dapat memberikan sudut pandang yang berbeda pula terhadap suatu peristiwa.

* Penggunaan Gambar dan Video: Gambar dan video yang dipilih untuk mengilustrasikan suatu berita dapat memengaruhi emosi dan persepsi pembaca.

Studi Kasus: Analisis Framing Berita di Media Online

Sebuah studi kasus dilakukan untuk menganalisis framing berita tentang suatu peristiwa demonstrasi di media online. Dua media online dengan ideologi yang berbeda dipilih sebagai objek penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa kedua media online tersebut menggunakan teknik framing yang berbeda dalam memberitakan peristiwa demonstrasi.

Media online pertama, yang dikenal memiliki pandangan pro-pemerintah, membingkai demonstrasi sebagai sebuah kerusuhan yang dipicu oleh provokator. Media ini menggunakan kata-kata seperti "anarkis", "rusuh", dan "merusak" untuk menggambarkan para demonstran. Media ini juga menonjolkan aspek kekerasan dalam demonstrasi dan menggunakan sumber dari pihak kepolisian.

Sementara itu, media online kedua, yang dikenal kritis terhadap pemerintah, membingkai demonstrasi sebagai sebuah aksi damai yang disuarakan oleh rakyat untuk menuntut keadilan. Media ini menggunakan kata-kata seperti "aspirasi", "tuntutan", dan "hak" untuk menggambarkan para demonstran. Media ini juga menonjolkan aspek tuntutan para demonstran dan menggunakan sumber dari perwakilan demonstran.

Dampak Framing Berita terhadap Pembaca

Framing berita dapat berdampak signifikan terhadap persepsi dan sikap pembaca. Pembaca yang terpapar framing berita tertentu cenderung menginterpretasikan peristiwa sesuai dengan bingkai yang disajikan. Hal ini dapat memengaruhi opini publik terhadap suatu isu, bahkan dapat memicu konflik sosial.

Penting bagi pembaca untuk menyadari adanya framing dalam berita dan tidak menelan mentah-mentah informasi yang disajikan. Pembaca perlu membandingkan berita dari berbagai sumber untuk mendapatkan gambaran yang lebih objektif.

Analisis framing berita menjadi krusial dalam era digital, di mana informasi mudah tersebar dan dikonsumsi oleh masyarakat. Dengan memahami teknik framing yang digunakan oleh media, masyarakat dapat menjadi pembaca yang lebih kritis dan tidak mudah terombang-ambing oleh informasi yang bias.