Peran Jalur Rempah dalam Sejarah Perdagangan Asi

Jalur Rempah adalah jalur perdagangan kuno yang terkenal karena menghubungkan wilayah produsen rempah-rempah di Asia Tenggara dengan pasar konsumen di Timur Tengah dan Eropa. Menariknya, sejarawan A.G. Frank menyebutkan bahwa Jalur Sutra pada masa praaksara sebenarnya tidak lain adalah Jalur Rempah. Hal ini dikarenakan rempah-rempah memiliki peran penting dalam perdagangan internasional pada zaman tersebut.

Dua contoh bukti arkeologis yang menunjukkan keberadaan Jalur Rempah pada masa praaksara antara lain temuan kapal karam yang membawa muatan rempah-rempah serta peninggalan bangunan pelabuhan kuno yang digunakan untuk kegiatan perdagangan rempah. Sedangkan dari segi bukti tulis, catatan-catatan tentang harga rempah-rempahan dan rute perdagangan juga menjadi saksi bisu dari eksistensi Jalur Rempak pada masa itu.

Faktor-faktor yang mendukung kejayaan Sriwijaya dari tata niaga rempaha-remaph antara lain letak geografis strategis sebagai pusat perdagangan, kontrol atas lalu lintas maritim di Selat Malaka, serta kerjasama dengan pedagang asing untuk memperluas jaringan perdagangannya.

"Cinnamon Route" atau Rute Kayu Manis merujuk kepada jalur perdagangan khusus bagi kayu manis yang melintasi berbagai negara seperti India, Sri Lanka, hingga Arab Saudi. Kayu manis merupakan salah satu komoditas penting dalam perdagangan internasional saat itu.

Hubungan antara visi politik Raja Kertanagara dengan Jalur Remaph terlihat dari upayanya untuk memperkuat kendali atas daerah-daerah penghasil rempa