Analisis Keuangan Binatu Budi

Binatu Budi adalah bisnis binatu yang dimiliki dan dikelola oleh Budi Darma. Bisnis ini menggunakan gedung dan peralatan kantor yang disewa karena sedang menunggu perluasan fasilitas baru. Pekerjaan binatu sebenarnya dilakukan oleh perusahaan binatu lain dengan harga grosir. Pada tanggal 1 November 2015, aset dan kewajiban perusahaan adalah sebagai berikut: Kas sebesar Rp39.000.000, Piutang Usaha sebesar Rp80.000.000, Bahan Habis Pakai sebesar Rp11.000.000, Tanah sebesar Rp50.000.000, dan Utang Usaha sebesar Rp31.500.000. Selama bulan November, terdapat beberapa transaksi bisnis yang dilakukan oleh Binatu Budi. Pertama, Budi Darma menambah investasi perusahaan dengan setoran tambahan sebesar Rp21.000.000 ke rekening bank perusahaan. Kemudian, perusahaan membeli tanah seharga Rp35.000.000 untuk digunakan sebagai area parkir dan membayar tunai. Selanjutnya, perusahaan membayar sewa tempat sebesar Rp4.000.000 untuk bulan berjalan. Binatu Budi juga mendapatkan imbalan atas jasa binatu dari pelanggan sebesar Rp72.000.000, yang dicatat sebagai piutang usaha. Perusahaan juga membayar kreditur sebesar Rp20.000.000 untuk melunasi utang usaha. Selain itu, perusahaan membeli bahan habis pakai secara kredit sebesar Rp8.000.000. Perusahaan juga menerima kas dari pelanggan atas jasa binatu sebesar Rp38.000.000, yang dicatat sebagai penerimaan kas. Binatu Budi juga mendapatkan imbalan atas jasa binatu dari pelanggan sebesar Rp77.000.000, yang dicatat sebagai piutang usaha. Selanjutnya, perusahaan menerima tagihan bulanan untuk beban binatu bulan November sebesar Rp29.450.000, yang dibayarkan pada tanggal 10 Agustus. Perusahaan juga membayar beberapa beban, antara lain beban upah sebesar Rp24.000.000, beban truk sebesar Rp2.100.000, beban utilitas sebesar Rp1.800.000, dan beban lain-lain sebesar Rp1.300.000. Setelah dihitung, sisa bahan habis pakai perusahaan sebesar Rp11.800.000, sehingga beban bahan habis pakai yang digunakan adalah Rp7.200.000. Terakhir, Budi Darma menarik kas sebesar Rp5.000.000 untuk keperluan pribadi. Dari transaksi-transaksi tersebut, kita dapat menghitung aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan dalam bentuk persamaan dasar akuntansi. Selain itu, kita juga dapat membuat laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan posisi keuangan perusahaan. Dalam laporan laba rugi, kita akan melihat pendapatan dan beban perusahaan selama bulan November. Laporan perubahan ekuitas akan menunjukkan perubahan modal pemilik perusahaan akibat investasi tambahan dan penarikan kas oleh pemilik. Sedangkan laporan posisi keuangan akan memberikan gambaran tentang aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan pada akhir bulan November. Dengan menganalisis keuangan Binatu Budi, kita dapat memahami kinerja keuangan perusahaan dan membuat keputusan yang tepat untuk pengembangan bisnis di masa depan.