Pentingnya Penggunaan Metode Granulasi Basah dalam Pembuatan Tablet Parasetamol

Tablet parasetamol merupakan obat analgetik-antipiretik yang banyak digunakan oleh masyarakat karena keamanannya. Namun, parasetamol memiliki karakteristik kompaktibilitas yang kurang baik dan sifat alir yang buruk. Untuk mengatasi masalah ini, metode granulasi basah digunakan dalam pembuatan tablet parasetamol. Metode granulasi basah melibatkan penggunaan pengikat dalam bentuk untuk meningkatkan kohesivitas serbuk parasetamol. Hal ini akan meningkatkan kekompakan dan daya tahan tablet, sehingga memastikan penyatuan partikel serbuk dalam granul yang mudah untuk dicetak. Dalam pembuatan tablet, selain zat aktif parasetamol, juga terdapat bahan tambahan dengan fungsi yang berbeda, seperti bahan pengisi, penghancur, pembasah, dan pelicin. Penggunaan bahan pengikat dalam pembuatan tablet parasetamol sangat penting untuk memastikan kualitas dan efektivitas obat. Bahan pengikat akan meningkatkan kekompakan tablet sehingga tablet tidak mudah hancur atau pecah. Selain itu, penggunaan metode granulasi basah juga akan meningkatkan sifat alir serbuk parasetamol, sehingga proses produksi tablet menjadi lebih efisien. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Voigt (1984), metode granulasi basah terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas tablet parasetamol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet yang dibuat dengan metode granulasi basah memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tablet yang dibuat tanpa metode granulasi basah. Dengan demikian, penggunaan metode granulasi basah dalam pembuatan tablet parasetamol sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas obat. Metode ini akan meningkatkan kekompakan tablet dan sifat alir serbuk parasetamol, sehingga tablet dapat dengan mudah dikonsumsi oleh pasien. Oleh karena itu, para produsen obat harus mempertimbangkan penggunaan metode granulasi basah dalam pembuatan tablet parasetamol guna memastikan kualitas dan keamanan obat yang dihasilkan.