Pagi yang Tak Biasa di Mansion Natio **

** Mentari pagi menyapa Mansion Natio dengan hangat, menyapa keluarga Natio yang tengah menikmati sarapan bersama. Argantara, sang kepala keluarga, duduk tegap di ujung meja, senyum hangat terukir di wajahnya. Indira, sang istri, dengan lembut menyajikan hidangan lezat. Shani, Gracia, dan Indah, ketiga putri mereka, tampak ceria dan siap memulai hari. Namun, satu sosok yang tak kunjung muncul, Ria, si bungsu keluarga Natio. "Ria, sayang, sudah bangun?" tanya Argantara, suaranya lembut namun sedikit khawatir. "Mungkin masih lelah, Papa," jawab Shani, sambil melirik ke arah tangga. Beberapa menit berlalu, Ria masih belum muncul. Argantara pun meminta Shani untuk memanggil adiknya. Tak lama kemudian, Ria turun dengan langkah gontai. Wajahnya pucat, matanya tampak lelah. "Ria, kamu kenapa? Sepertinya kamu kurang sehat," tanya Indira, raut wajahnya dipenuhi kekhawatiran. "Tidak apa-apa, Mama. Hanya sedikit pusing," jawab Ria, berusaha tersenyum. Ria pun segera menyelesaikan sarapannya dan bersiap untuk berangkat ke sekolah. Namun, saat hendak melangkah keluar, tubuhnya tiba-tiba terasa lemas. Kepalanya berputar, pandangannya mulai kabur. Ria hampir jatuh pingsan. "Ria!" teriak Argantara, langsung berlari menghampiri Ria. Ia sigap menahan tubuh Ria yang hampir terjatuh. Ketiga kakak Ria, Shani, Gracia, dan Indah, langsung turun dari tangga, wajah mereka dipenuhi kepanikan. Mereka bergantian membujuk Ria untuk tenang. "Ria, kamu harus istirahat. Jangan dipaksakan ke sekolah," ujar Shani, memegang erat tangan Ria. "Iya, Ria. Kita antar kamu ke dokter," tambah Gracia, dengan nada lembut. Indira pun langsung menghubungi dokter keluarga. Sementara itu, Argantara terus menenangkan Ria, mengusap lembut rambutnya. "Tenang, sayang. Papa di sini. Semuanya akan baik-baik saja," bisik Argantara, matanya memancarkan kasih sayang. Ria terdiam, matanya berkaca-kaca. Ia merasa bersalah karena membuat keluarganya khawatir. Namun, rasa pusing yang mendera membuatnya tak berdaya. "Mama, Papa, kakak-kakak, maaf. Ria membuat kalian khawatir," lirih Ria, suaranya bergetar. "Tidak apa-apa, sayang. Yang penting kamu sehat," jawab Indira, memeluk Ria erat. Suasana pagi yang ceria di Mansion Natio berubah menjadi mencekam. Kebahagiaan keluarga Natio terusik oleh rasa khawatir yang mendalam. Mereka berharap, Ria segera pulih dan kembali ceria seperti biasanya.