Analisis Kasus Anak Berhadapan dengan Hukum di Garut

Pendahuluan: Bagian 1: Konteks Kasus Kasus anak berhadapan dengan hukum (ABH) di Garut menunjukkan kompleksitas dalam menangani tindak kekerasan di kalangan anak-anak. Perbuatan membunuh temannya sendiri gara-gara sakit hati kena smash bola voli menggegerkan warga Garut di akhir tahun 2023 lalu, menunjukkan perlunya pendekatan yang tepat dalam menangani masalah ini. Bagian 2: Peran Undang-undang dalam Penanganan Kasus Undang-undang Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 menjadi acuan dalam penanganan kasus ini. Pasal 76C Jo Pasal 80 ayat 3 UU RI Nomor 35 Tahun 2014 menetapkan hukuman bagi anak yang melakukan tindak kekerasan. Dalam kasus ini, ABH dijatuhi hukuman perawatan selama satu tahun di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Bandung. Bagian 3: Pendapat Ahli Menurut ahli hukum, pendekatan yang diambil dalam kasus ini sesuai dengan aturan yang berlaku. Namun, pihak keluarga korban mengaku kecewa dengan putusan pengadilan dan akan melakukan upaya hukum lanjutan melalui pelaporan sidang Peninjauan Kembali. Bagian 4: Perkembangan Sosiologi Hukum di Indonesia Perkembangan sosiologi hukum di Indonesia menunjukkan pentingnya pendekatan yang holistik dalam menangani kasus-kasus seperti ini. Dengan mempertimbangkan aspek sosial, psikologis, dan hukum, sistem hukum dapat lebih efektif dalam memberikan keadilan bagi korban dan pelaku. Kesimpulan: Kasus anak berhadapan dengan hukum di Garut menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang komprehensif dalam menangani tindak kekerasan di kalangan anak-anak. Dengan memperhatikan undang-undang, pendapat ahli, dan perkembangan sosiologi hukum, sistem hukum dapat lebih efektif dalam memberikan keadilan dan perlindungan bagi korban dan pelaku.