Pengaruh Air Cucian Beras terhadap Tinggi Tanaman Japung pada Usia 4 Minggu

Percobaan di atas bertujuan untuk mengamati pengaruh air cucian beras terhadap tinggi tanaman japung pada usia 4 minggu. Dalam percobaan ini, terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan. Variabel bebas dalam percobaan ini adalah frekuensi penyiraman air cucian beras. Terdapat lima kelompok tanaman yang masing-masing diberi frekuensi penyiraman yang berbeda, yaitu 1 kali, 2 kali, 3 kali, 4 kali, dan tidak disiram sama sekali. Variabel terikat dalam percobaan ini adalah tinggi tanaman japung pada usia 4 minggu. Tinggi tanaman diukur dalam satuan sentimeter. Variabel kontrol dalam percobaan ini adalah jenis tanaman yang digunakan (tanaman japung), usia tanaman (4 minggu), dan kondisi lingkungan yang sama untuk semua kelompok tanaman. Hipotesis dalam percobaan ini adalah semakin sering air cucian beras disiram, maka tinggi tanaman japung pada usia 4 minggu akan semakin tinggi. Grafik percobaan dapat digambarkan dengan sumbu x menunjukkan frekuensi penyiraman air cucian beras dan sumbu y menunjukkan tinggi tanaman japung pada usia 4 minggu. Grafik ini akan menunjukkan hubungan antara frekuensi penyiraman dan tinggi tanaman. Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa frekuensi penyiraman air cucian beras memiliki pengaruh positif terhadap tinggi tanaman japung pada usia 4 minggu. Semakin sering air cucian beras disiram, tinggi tanaman japung akan semakin tinggi. Namun, perlu diingat bahwa hasil percobaan ini hanya berlaku untuk tanaman japung pada usia 4 minggu dan tidak dapat digeneralisasi untuk tanaman lain atau usia tanaman yang berbeda. Dengan demikian, penggunaan air cucian beras sebagai pupuk dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman japung pada usia 4 minggu. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji pengaruh air cucian beras pada tanaman lain dan usia tanaman yang berbeda.