Perbedaan Konsep Hak Asasi Manusia dalam Islam dan HAM Universal

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak dasar yang melekat pada setiap individu sejak lahir. Dalam pandangan Islam, HAM dipahami sebagai pemberian Allah (hak-hak ilahiah) yang melekat pada setiap manusia. Terdapat beberapa perbedaan mendasar antara konsep HAM dalam Islam dengan HAM universal. HAM dalam Islam bersumber dari wahyu, yaitu Al-Qur'an dan Hadits. Hal ini menekankan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Dalam Islam, HAM tidak hanya bersifat individual, tetapi juga bersifat sosial. HAM dalam Islam juga terikat dengan nilai-nilai moral dan agama. Selain itu, HAM dalam Islam memperhatikan dimensi spiritual, yang berarti bahwa hak-hak ini tidak hanya bersifat material, tetapi juga bersifat rohani. Sementara itu, HAM universal lebih bersumber dari pemikiran manusia. HAM universal menekankan hak-hak individual dan bersifat sekuler. HAM universal lebih fokus pada dimensi material, yaitu hak-hak yang dapat dirasakan secara fisik dan dapat diukur. HAM universal juga menekankan pentingnya kebebasan individu dan kesetaraan di depan hukum. Meskipun demikian, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu melindungi martabat manusia dan menciptakan kehidupan yang adil dan sejahtera. HAM dalam Islam dan HAM universal keduanya berkontribusi dalam memperjuangkan hak-hak dasar manusia, namun dengan pendekatan dan fokus yang berbeda. Keduanya dapat saling melengkapi dan bersama-sama berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera.