Sahabat Sejati, Tulus Seperti Mentari Pagi **

** Mentari pagi perlahan menyapa bumi, sinarnya lembut menyentuh dedaunan hijau. Di taman kecil di belakang rumah, aku duduk di bangku kayu, menikmati secangkir teh hangat. Di sampingku, duduk seorang gadis dengan rambut panjang terurai, matanya berbinar ceria. Dia adalah Rara, sahabatku sejak kecil. Kami berdua tumbuh bersama, berbagi suka duka, dan saling mendukung dalam setiap langkah. Rara adalah sosok yang tulus, seperti mentari pagi yang selalu menyinari hari-hariku. Dia selalu ada untukku, baik dalam suka maupun duka. Ingatkah kau saat aku gagal dalam ujian akhir semester? Aku merasa sangat kecewa dan putus asa. Rara datang menghampiriku, matanya berkaca-kaca. Dia memelukku erat, lalu berkata, "Jangan khawatir, ini bukan akhir dari segalanya. Kita bisa belajar dari kesalahan dan berusaha lebih baik lagi." Kata-katanya seperti angin segar yang menenangkan jiwaku. Rara selalu mengerti perasaanku, bahkan tanpa harus kuutarakan. Dia selalu tahu kapan aku membutuhkan dukungan dan kapan aku membutuhkan ruang sendiri. Dia adalah sahabat sejati yang selalu ada di sisiku, seperti mentari pagi yang selalu setia menyinari bumi. Saat ini, aku menyadari betapa beruntungnya aku memiliki sahabat seperti Rara. Dia adalah harta yang tak ternilai, sebuah anugerah yang tak tergantikan. Kehadirannya dalam hidupku membuatku merasa lebih kuat, lebih bahagia, dan lebih berarti. Sahabat sejati, tulus seperti mentari pagi, selalu ada untuk menerangi jalan hidup kita. Mereka adalah cahaya yang menuntun kita melewati gelapnya malam, dan sumber kekuatan yang tak pernah habis.