Peraturan Perundang-undangan: Aspek Formal dan Materil dalam Perspektif Hukum Tata Negara

Peraturan perundang-undangan memegang peran sentral dalam sistem hukum suatu negara, tak terkecuali dalam perspektif hukum tata negara. Sebagai sebuah produk hukum, peraturan perundang-undangan memiliki dua aspek fundamental yang saling terkait: aspek formal dan aspek materiel.

Aspek Formal: Menjamin Keabsahan dan Kewenangan

Aspek formal dalam peraturan perundang-undangan menyangkut proses pembentukannya, yang harus sesuai dengan hierarki dan mekanisme yang ditetapkan dalam hukum tata negara. Aspek ini menitikberatkan pada keabsahan dan kewenangan dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.

Salah satu elemen penting dalam aspek formal adalah kewenangan atau kompetensi lembaga negara yang berwenang membentuk peraturan perundang-undangan. Hukum tata negara mengatur dengan tegas lembaga mana yang berhak mengeluarkan undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan peraturan daerah. Kewenangan ini tidak boleh dilampaui atau didelegasikan tanpa dasar hukum yang jelas.

Selain kewenangan, prosedur atau tata cara pembentukan peraturan perundang-undangan juga menjadi fokus utama dalam aspek formal. Mekanisme ini, mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, hingga pengesahan dan pengundangan, harus diikuti secara cermat dan transparan. Tahapan-tahapan ini menjamin adanya partisipasi publik dan kontrol terhadap proses pembentukan peraturan perundang-undangan.

Aspek Materiel: Menjamin Keselarasan dan Substansi

Berbeda dengan aspek formal, aspek materiel dalam peraturan perundang-undangan menitikberatkan pada isi atau substansi dari peraturan tersebut. Aspek ini menjamin bahwa setiap peraturan perundang-undangan yang dibentuk memiliki landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis yang kuat, serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Aspek materiel dalam peraturan perundang-undangan harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Selain itu, peraturan perundang-undangan juga harus sejalan dengan tujuan negara dan memperhatikan rasa keadilan masyarakat.

Dalam konteks hukum tata negara, aspek materiel juga mencakup pembagian kewenangan antara lembaga negara. Peraturan perundang-undangan tidak boleh tumpang tindih atau menimbulkan konflik kewenangan antar lembaga negara.

Keterkaitan Aspek Formal dan Materiel: Menjamin Kepastian Hukum

Aspek formal dan materiel dalam peraturan perundang-undangan bukanlah dua hal yang terpisah, melainkan saling terkait dan saling melengkapi. Aspek formal menjamin keabsahan dan proses pembentukan yang demokratis, sementara aspek materiel menjamin kualitas dan substansi dari peraturan perundang-undangan.

Keduanya harus berjalan beriringan untuk mencapai tujuan hukum, yaitu kepastian hukum, keadilan, dan kemanfaatan. Peraturan perundang-undangan yang baik adalah peraturan yang dibentuk melalui prosedur yang benar dan memiliki substansi yang berkualitas, sehingga dapat memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan bagi masyarakat.

Peraturan perundang-undangan yang hanya memenuhi aspek formal namun abai terhadap aspek materiel, berpotensi melahirkan peraturan yang tidak aspiratif dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sebaliknya, peraturan perundang-undangan yang hanya mengedepankan aspek materiel namun mengabaikan aspek formal, akan rentan digugat dan dibatalkan karena cacat prosedural.

Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif mengenai aspek formal dan materiel dalam peraturan perundang-undangan sangatlah penting, terutama dalam perspektif hukum tata negara. Hal ini menjadi kunci untuk mewujudkan sistem hukum nasional yang kuat, demokratis, dan berkeadilan.