Gengsi vs. Realita: Sebuah Dialog Kocak yang Bikin Ngakak ##

"Eh, lo udah punya mobil baru?" tanya Rara dengan nada sok tahu. "Udah lah, kemarin baru beli," jawab Dinda dengan senyum lebar, "Yang warna merah itu lho, yang di showroom sebelah." "Wah, keren banget! Gue juga pengen punya mobil kayak gitu," sahut Rara, matanya berbinar-binar. "Emang lo udah punya SIM?" tanya Dinda, sedikit mengejek. "Belum sih, tapi kan gue lagi nabung buat les nyetir," jawab Rara, "Lagian, mobil gue nanti pasti lebih keren dari mobil lo." "Oh, gitu ya? Tapi kan lo belum punya mobil, jadi ngomongnya jangan kayak udah punya aja," timpal Dinda, "Lagian, mobil gue bukan cuma keren, tapi juga irit bahan bakar." "Irit? Irit apaan? Mobil lo kan cuma mobil bekas," sahut Rara, "Gue mah nanti kalau beli mobil, pasti yang baru, yang paling canggih." "Ya udah, terserah lo deh," jawab Dinda, "Yang penting gue udah punya mobil, lo belum. Hehehe." "Eh, tapi gue punya motor baru lho," timpal Rara, "Motor gede, yang warna biru itu lho, yang di iklan TV." "Motor? Motor apaan? Motor lo kan cuma motor bebek," jawab Dinda, "Gue mah punya mobil, lo cuma punya motor bebek." "Ya udah, terserah lo deh," jawab Rara, "Yang penting gue punya motor, lo cuma punya mobil. Hehehe." *** Dialog kocak di atas menggambarkan bagaimana gengsi bisa memicu perdebatan yang tidak penting. Rara dan Dinda sama-sama ingin terlihat lebih hebat di mata satu sama lain, padahal sebenarnya mereka sama-sama belum memiliki apa yang mereka banggakan. Gengsi memang bisa membuat kita merasa lebih percaya diri, tapi terkadang gengsi juga bisa membuat kita menjadi orang yang munafik dan tidak jujur. Kita cenderung membanggakan hal-hal yang sebenarnya tidak kita miliki, hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Padahal, kebahagiaan sejati tidak terletak pada gengsi, melainkan pada rasa syukur atas apa yang kita miliki dan usaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jadi, daripada sibuk membanggakan hal-hal yang tidak penting, lebih baik kita fokus pada pengembangan diri dan meraih prestasi yang sesungguhnya. Karena, kebahagiaan sejati tidak akan pernah bisa dibeli dengan gengsi.