Secangkir Harapan di Tengah Hujan **

** Hujan deras mengguyur kota, membasahi jalanan dan menyapa jendela-jendela rumah dengan deburan lembut. Di tengah suasana syahdu itu, aku duduk di sudut kafe kesukaanku, ditemani secangkir cokelat hangat. Uapnya mengepul, menari-nari di udara, seakan menyapa jiwa yang sedang lelah. Aroma cokelat yang harum menusuk hidung, membangkitkan kenangan masa kecil. Saat itu, hujan selalu menjadi pertanda hari libur. Aku dan teman-teman akan berlarian di halaman rumah, bermain hujan-hujanan hingga basah kuyup. Namun, hari ini, hujan terasa berbeda. Ia membawa beban pikiran yang tak kunjung henti. Pekerjaan, deadline, dan berbagai masalah hidup seakan menumpuk di pundak. Aku menghirup dalam-dalam aroma cokelat, mencoba menenangkan diri. Rasa manisnya perlahan mencairkan ketegangan di hati. Secangkir cokelat ini, bagaikan secangkir harapan di tengah hujan. Ia mengingatkan aku bahwa di tengah badai kehidupan, selalu ada secercah cahaya yang menuntun. Hujan pun mulai reda, digantikan oleh langit senja yang indah. Aku bangkit dari kursi, meninggalkan kafe dengan hati yang lebih tenang. Secangkir cokelat, tak hanya menghangatkan tubuh, tapi juga menghidupkan kembali semangat dan harapan.