Potensi Pemanfaatan Lumpur Sidoarjo sebagai Bahan Geopolimer

I. Pendahuluan Geopolimer merupakan bahan pengikat alternatif yang dapat menggantikan material semen pada beton. Bahan ini menggunakan pozzolan dengan kandungan Si dan Al tinggi yang bereaksi dengan larutan basa membentuk gel Si-O-Al-O. Selain itu, geopolimer juga memiliki keunggulan dalam meningkatkan daya tahan dengan mulur dan penyusutan yang rendah, ketahanan sulfat dan asam, serta tahan api dan panas [1]. Studi tentang geopolimer telah mengalami kemajuan yang signifikan, namun masih terdapat celah dalam bahan, metode, sifat, dan aplikasi. Salah satu celah material yang dapat dimanfaatkan adalah lumpur segar Sidoarjo (FSM). Lumpur ini berasal dari kegagalan pengeboran eksplorasi gas di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia. FSM memiliki volume yang besar dan terus mengalir [2, 3]. FSM memiliki kandungan Si dan Al yang tinggi namun kandungan Ca yang rendah, sehingga menghasilkan gel Si-O-Al-O dan N-A-S-H yang berdampak pada sifat mekanik yang baik dan waktu pengerasan yang lama dalam geopolimer. Namun, suhu curing yang tinggi dapat mempercepat proses geopolimer. Selain itu, FSM juga memiliki kandungan Cl yang tinggi yang dapat mempengaruhi ketahanan geopolimer. Oleh karena itu, diperlukan kalsinasi untuk mengatasi masalah ini. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa suhu kalsinasi mempengaruhi karakteristik kimia FSM, namun masih terdapat kebingungan mengenai suhu kalsinasi yang optimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi struktur mikro FSM sebagai bahan geopolimer berdasarkan suhu kalsinasi. Dengan demikian, lumpur Sidoarjo dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi, khususnya pada geopolimer.