Perjuangan Partindo dan PNI Pendidikan dalam Menghadapi Pemerintah Kolonial

Partindo dan PNI Pendidikan merupakan dua partai yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Meskipun memiliki visi yang sama, yaitu kemerdekaan dan nonkooperasi, perjuangan mereka berbeda dalam pendekatan dan strategi yang digunakan. Partindo didirikan oleh Soekarno pada tahun 1927 dengan tujuan menggalang perlawanan terhadap pemerintah kolonial. Partai ini mengadopsi sikap nonkongresi, yang berarti tidak bekerjasama dengan pemerintah kolonial. Ketika Soekarno keluar dari penjara, ia menemukan Phil yang telah bergabung dengan Partindo dan PNI. Soekarno memilih Partindo sebagai partai yang menjadi tempat perjuangannya. Pada Kongres yang digelar pada tahun 1933, Soekarno mengemukakan konsep Marhaenisme, yang menekankan pentingnya perjuangan masyarakat Indonesia. Sikap nonkooperatif Partindo membuat pemerintah kolonial kembali menangkap Soekarno dan membuangnya ke penjara. Pemerintah kolonial juga melarang penyelenggaraan sidang di Indonesia dan mengeluarkan larangan bagi para pegawai negara menjadi anggota Partindo. PHI Pendidikan (Partai Hasional Indonesia Pendidikan) didirikan pada tahun 1931 sebagai respons terhadap pembubaran PII (lama). Partai ini didirikan oleh para penggerak PNI Baru, termasuk Mohamad Hatta dan Sutan Sjahrir. PHI Pendidikan menekankan pentingnya pendidikan politik dan kesadaran berbangsa bagi para anggotanya. Bagi Hatta, langkah pertama menuju kemerdekaan adalah meranamkan kesadaran bersama pada rakyat akan situasi dan kondisi mereka sebagai bangsa terjajah, lalu menyadari hak-hak mereka untuk menentukan nasib sendiri. Pendidikan politik dianggap sebagai langkah pertama dalam melancarkan perjuangan yang militan dan terorganisasi dengan baik. Sementara itu, Soekarno memiliki kemampuan melancarkan agitasi politik. Soekarno menggunakan kemampuan ini untuk membangkitkan semangat rakyat dan memperkuat perjuangan mereka. Agitasi politik dilakukan dengan cara menggalang dukungan masyarakat melalui pidato, ceramah, dan kampanye. Meskipun memiliki perbedaan dalam pendekatan dan strategi, Partindo dan PNI Pendidikan berjuang dengan penuh semangat untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Perjuangan mereka menjadi inspirasi bagi generasi yang datang dan menjadi bagian penting dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.