Pergolakan Daerah di Indonesia pada Tahun 1957

Pada tahun 1957, Indonesia mengalami pergolakan daerah yang signifikan di beberapa wilayah. Pergolakan ini melibatkan beberapa dewan daerah yang mencoba mengambil alih kekuasaan dari pemerintah pusat. Salah satu contohnya adalah Dewan Banteng di Medan, yang berhasil menguasai instansi-instansi penting pemerintah, seperti RRI Medan. Namun, gerakan ini berakhir ketika pimpinannya mengundurkan diri. Di Sumatra Selatan, Dewan Garuda yang dipimpin oleh Letkol Barlian juga mencoba mengambil alih kekuasaan dari Gubernur Sumatra Selatan, Winarno Danuatmojo. Namun, upaya ini juga tidak berhasil dalam jangka panjang. Pemerintah pusat berusaha mengatasi pergolakan ini melalui perundingan dan membentuk kepanitiaan untuk merumuskan solusi. Kepanitiaan tersebut terdiri dari tujuh anggota, termasuk Sukarno selaku panglima tertinggi, Moh. Hatta, Perdana Menteri Juanda, Wakil Perdana Menteri Leimena, Dokter Azis Saleh, Sultan Hamengkubuwana IX, dan KSAD Mayor Jenderal A.H. Nasution. Namun, sebelum panitia mengumumkan hasil rumusannya, terjadi percobaan pembunuhan terhadap Presiden Sukarno pada 30 November 1957. Meskipun Sukarno selamat, banyak anak sekolah yang menjadi korban lemparan granat. Pascaperistiwa tersebut, pergolakan daerah semakin meningkat dan ada kecenderungan melepaskan diri dari pemerintah pusat. Selain di Sumatra, pergolakan serupa juga muncul di Kalimantan dengan Dewan Lambung Mangkurat di bawah pimpinan Letkol Hasan. Pergolakan daerah ini mencerminkan ketegangan politik dan sosial yang terjadi di Indonesia pada tahun 1957. Meskipun pemerintah pusat berusaha mengatasi pergolakan ini melalui perundingan, tetapi situasi tetap tegang dan membutuhkan upaya yang lebih besar untuk mencapai stabilitas politik dan persatuan nasional. Dengan demikian, pergolakan daerah di Indonesia pada tahun 1957 merupakan peristiwa penting dalam sejarah negara ini. Hal ini menunjukkan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah pusat dalam menjaga persatuan dan stabilitas di tengah perbedaan dan aspirasi daerah.