Analisis Gaya Pengereman pada Pesawat Boeing 737-8

Pesawat Boeing 737-800 dengan bobot total 51.000kg menyentuh landasan dengan kecepatan 225km/jam. Pesawat kemudian di rem dan berhenti setelah bergerak sejauh 2.100m. Dalam artikel ini, kita akan menganalisis gaya pengereman rata-rata yang diterapkan pada pesawat dalam situasi ini. Gaya pengereman pada pesawat dapat dihitung menggunakan persamaan dasar fisika. Pertama, kita perlu mengetahui percepatan pesawat saat direm. Percepatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: a = (v^2 - u^2) / (2s) Dimana: a = percepatan v = kecepatan akhir u = kecepatan awal s = jarak tempuh Dalam kasus ini, kecepatan awal (u) adalah 225km/jam, kecepatan akhir (v) adalah 0km/jam, dan jarak tempuh (s) adalah 2.100m. Mengubah kecepatan menjadi satuan meter/detik, kita dapat menghitung percepatan: u = 225km/jam = 62,5m/detik v = 0km/jam = 0m/detik s = 2.100m a = (0^2 - 62,5^2) / (2 * 2.100) a = (-3.906,25) / 4.200 a = -0,93m/detik^2 Dalam kasus ini, percepatan negatif menunjukkan bahwa pesawat mengalami perlambatan. Gaya pengereman rata-rata dapat dihitung menggunakan persamaan: F = m * a Dimana: F = gaya pengereman rata-rata m = massa pesawat Dalam kasus ini, massa pesawat (m) adalah 51.000kg. Menggantikan nilai-nilai yang diketahui, kita dapat menghitung gaya pengereman rata-rata: F = 51.000kg * -0,93m/detik^2 F = -47.430N Jadi, gaya pengereman rata-rata yang diterapkan pada pesawat Boeing 737-800 dalam situasi ini adalah -47.430N. Gaya pengereman negatif menunjukkan bahwa gaya tersebut bertindak berlawanan arah dengan gerakan pesawat, yaitu menghentikan pesawat. Dalam kesimpulan, analisis ini menunjukkan bahwa pesawat Boeing 737-800 mengalami perlambatan dengan gaya pengereman rata-rata sebesar -47.430N saat berhenti setelah bergerak sejauh 2.100m.