Meneladani Keteguhan Iman dan Akhlak Muli

1. Nabi Ibrahim as ketika diberi ujian, ia bersikap sabar dan taat kepada Allah SWT. 2. Orang yang teguh pendirian memiliki iman yang kuat dan kokoh. 3. Senang berbagi ilmu kepada orang lain termasuk contoh sikap dermawan dan peduli terhadap sesama. 4. Menikmati hidangan yang disiapkan tuan rumah dengan sikap bersyukur dan menghargai. 5. Mengamalkan kalimat hauqalah dapat menjadi penawar dari segala kesulitan dan kesedihan. 6. Tanda-tanda hari kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar. 7. Melatih kemandirian sejak dini termasuk hikmah dari memahami Asmaul Husna Al-Quddus (Yang Maha Suci) dan Al-Malik (Yang Maha Raja). Memahami sifat Allah yang Maha Suci mendorong kita untuk menjaga diri dari hal-hal yang buruk, sementara sifat-Nya sebagai Maha Raja mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas hidup kita sendiri. 8. Seseorang yang terbiasa mengucap kalimat hauqalah hatinya akan merasa tenang dan damai. Kalimat hauqalah ("Laa haula wa laa quwwata illa billah") mengingatkan kita akan keterbatasan kita dan kekuatan Allah SWT, sehingga kita merasa lebih tenang dalam menghadapi cobaan. 9. Namrud mati karena dibinasakan oleh Allah SWT. Kisah Namrud mengajarkan kita tentang pentingnya kesombongan dan keangkuhan. 10. *(Pertanyaan nomor 10 tidak disertakan dalam input, sehingga tidak dapat dijawab.)* Kesimpulan: Meneladani kisah para nabi dan memahami Asmaul Husna akan membentuk karakter yang kuat, teguh pendirian, dan berakhlak mulia. Dengan demikian, kita dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih bijak dan optimis. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan dan keteguhan iman untuk menjalani kehidupan ini dengan penuh rasa syukur dan ketaatan kepada Allah SWT.