Perubahan Kekuatan Geser Tanah Setelah Operasi Penancapan Tiang

Setelah operasi penancapan tiang, kekuatan geser tanah mengalami perubahan yang signifikan. Sebelum penancapan, kekuatan geser tanah pada titik \( b \) di jarak tertentu dari titik \( o \) direpresentasikan oleh \( b c \). Namun, setelah penancapan tiang dilakukan, kekuatan geser tanah direpresentasikan oleh kurva \( B \). Tanah yang awalnya berada di titik \( a \) sebelum penancapan telah berpindah ke titik \( \sigma \), sedangkan tanah yang awalnya berada di titik \( o \) telah berpindah ke titik \( f \). Gesekan pada saat ini direpresentasikan oleh \( o \), yang merupakan kekuatan geser yang berkurang dan hanya merupakan sebagian kecil dari kekuatan geser awal \( od \). Tanah di sekitar titik \( o \) telah mengalami perubahan bentuk, sehingga sebagian besar tekanan antarbutir telah hilang. Tekanan total yang terdiri dari tekanan antarbutir dan tekanan air pori pada dasarnya tidak berubah. Oleh karena itu, tekanan antarbutir yang hilang telah ditransfer ke air pori dalam bentuk tekanan hidrostatik berlebih. Akibatnya, terdapat tekanan hidrostatik berlebih yang besar di tanah yang berdekatan dengan tiang segera setelah penancapan. Karena gangguan pada tanah lebih kecil pada jarak yang lebih jauh dari tiang, peningkatan tekanan pori juga lebih kecil. Selain itu, tekanan lateral di sekitar tiang meningkat secara signifikan akibat pergeseran tanah selama penancapan. Gradien yang dihasilkan dari tekanan berlebih ini segera memicu aliran dan memulai proses konsolidasi. Karena aliran selalu terjadi dari titik tekanan berlebih yang tinggi ke titik tekanan yang lebih rendah, arah aliran adalah radial. Dalam kesimpulan, operasi penancapan tiang memiliki dampak signifikan pada kekuatan geser tanah. Perubahan ini terjadi karena perubahan bentuk tanah dan peningkatan tekanan hidrostatik berlebih di sekitar tiang. Pemahaman yang mendalam tentang perubahan ini penting dalam merencanakan dan melaksanakan operasi penancapan tiang yang efektif dan aman.