Menelusuri Jejak Panggilan Hidup dalam Kutipan Suci **

Panggilan hidup, sebuah pertanyaan mendasar yang menghantui setiap insan. Di tengah hiruk pikuk kehidupan, kita seringkali terjebak dalam rutinitas dan kehilangan arah. Namun, dalam kitab suci, kita menemukan petunjuk dan inspirasi yang dapat membantu kita menemukan makna dan tujuan hidup. Kutipan suci, seperti sebuah peta, menuntun kita untuk memahami panggilan hidup yang unik dan pribadi. Misalnya, dalam Injil Matius 22:37, Yesus berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." Kutipan ini mengingatkan kita bahwa panggilan hidup kita adalah untuk mencintai Tuhan dengan segenap keberadaan kita. Namun, panggilan hidup tidak selalu mudah dipahami. Kita mungkin merasa terbebani oleh tuntutan duniawi, atau terjebak dalam ketakutan dan keraguan. Di sinilah pentingnya merenungkan kutipan suci. Kutipan seperti "Janganlah kamu kuatir tentang hidupmu, akan apa yang kamu makan atau akan apa yang kamu minum, atau tentang tubuhmu, akan apa yang kamu pakai. Bukankah hidup lebih penting dari pada makanan dan tubuh lebih penting dari pada pakaian?" (Matius 6:25) mengingatkan kita bahwa Tuhan akan menyediakan kebutuhan kita, dan kita dapat fokus pada panggilan hidup kita tanpa terbebani oleh kekhawatiran. Panggilan hidup tidak selalu berarti menjadi seorang misionaris atau pendeta. Panggilan hidup dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti menjadi orang tua yang penuh kasih, seorang pekerja yang jujur, atau seorang sahabat yang setia. Kutipan suci membantu kita melihat bahwa setiap peran dan tugas dalam hidup memiliki makna dan tujuan. Merenungkan kutipan suci adalah sebuah perjalanan spiritual yang membantu kita menemukan makna dan tujuan hidup. Melalui refleksi dan kontemplasi, kita dapat menemukan panggilan hidup kita dan menjalani hidup dengan penuh makna dan kepuasan. Wawasan:** Kutipan suci bukanlah sekadar kata-kata, tetapi sebuah jendela menuju kebenaran dan inspirasi. Dengan merenungkan kutipan suci, kita dapat menemukan petunjuk dan kekuatan untuk menjalani hidup dengan penuh makna dan tujuan. Panggilan hidup kita mungkin berbeda-beda, tetapi satu hal yang pasti, yaitu kita dipanggil untuk mencintai Tuhan dan sesama manusia.