Perubahan Fisik dan Kim Kupan Sehari-hari

Pendahuluan: Perubahan fisik dan kimia adalah dua jenis perubahan yang terjadi pada zat. Perubahan fisik terjadi tanpa mengubah sifat asli zat tersebut, sedangkan perubahan kimia menghasilkan zat baru dengan sifat yang berbeda. Bagian 1: Perubahan Fisik Perubahan fisik terjadi pada zat tanpa mengubah sifat asli zat tersebut. Contoh perubahan fisik antara lain perubahan wujud, seperti penguapan, kondensasi, dan sublimasi. Perubahan wujud terjadi karena pengaruh suhu dan tekanan. Selain itu, perubahan fisik juga meliputi pemotongan, penyambungan, dan pencampuran zat. Bagian 2: Perubahan Kimia Perubahan kimia terjadi pada zat yang menghasilkan zat baru dengan sifat yang berbeda. Contoh perubahan kimia antara lain pembakaran, korosi, dan fotosintesis. Pembakaran terjadi pada zat yang mudah terbakar dengan oksigen dan menghasilkan panas. Korosi adalah proses oksidasi logam yang terjadi ketika logam bereaksi dengan oksigen, air, atau zat asam. Fotosintesis adalah proses mengubah air dan gas karbon dioksida menjadi glukosa dengan bantuan cahaya matahari. Bagian 3: Perubahan Biologi Perubahan biologi adalah perubahan kimia yang disebabkan oleh organisme biotik, seperti lumut, bakteri, dan jamur. Contoh perubahan biologi antara lain peragian (fermentasi), pembusukan, dan pelapukan akibat organisme biotik. Peragian adalah proses penguraian zat kompleks menjadi lebih sederhana dengan bantuan enzim pengurai. Pembusukan adalah proses dekomposisi materi sisa zat organik yang disebabkan oleh tiga hal, yaitu autolisis, reaksi reduksi-oksidasi, dan aktivitas organisme pengurai. Pelapukan akibat organisme biotik adalah peristiwa biologi yang berhubungan dengan peristiwa fisika dan kimia. Bagian 4: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Bahan berbahaya dan beracun (B3) dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun 2001. B3 yang dapat digunakan meliputi bahan bakar, bahan pembersih, pengawet makanan, dan pewarna sintetis. B3 yang dilarang digunakan meliputi klordan, diklorodifenil trikloroetana (DDT), dan aldrin. B3 yang terbatas penggunaannya meliputi klorobenzilat, senyawa merkuri, dan methyl-parathion. Bagian 5: Pengelolaan B3 Pengelolaan B3 meliputi penyimpanan, pelabelan, dan pengolahan B3. Penyimpanan B3 harus ditangani dengan baik berdasarkan sifat fisika dan kimianya, terutama tingkat bahayanya. Pelabelan merupakan salah satu upaya meminimalkan kecelakaan kerja dengan mengenali bahan-bahan kerja yang terdapat pada bengkel atau tempat kerja. Pengolahan B3 meliputi kegiatan pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Kesimpulan: Perubahan fisik dan kimia adalah dua jenis perubahan yang terjadi pada zat. Perubahan fisik terjadi tanpa mengubah sifat asli zat tersebut, sedangkan perubahan kimia menghasilkan zat baru dengan sifat yang berbeda. Pengelolaan B3 sangat penting untuk meminimalkan kecelakaan kerja dan melindungi lingkungan.