Meniti Jalan Kebaikan di Tengah Persaingan Duni

1. Sikap Muslim di Tengah Persaingan: Seorang muslim menghadapi persaingan dunia dengan tetap berpegang teguh pada akhlak mulia. Bukan dengan cara curang atau menjatuhkan orang lain, melainkan dengan meningkatkan kualitas diri, berikhtiar maksimal, dan tawakkal kepada Allah SWT. Persaingan dilihat sebagai ujian dan kesempatan untuk membuktikan keimanan dan keuletan. Kemenangan sejati adalah meraih ridho Allah, bukan sekadar kemenangan duniawi. 2. Tabzir Secara Bahasa: Tabzir secara bahasa berarti pemborosan atau penghamburan. 3. Hasad Secara Istilah: Hasad secara istilah adalah perasaan dengki dan iri hati terhadap nikmat yang Allah berikan kepada orang lain. Perasaan ini sangat berbahaya karena dapat merusak hati dan hubungan antar sesama. 4. Sikap Akibat Kebaikan Terus-Menerus: Mengerjakan kebaikan secara terus-menerus akan membentuk karakter yang sabar, ikhlas, dan optimis. Individu akan merasakan ketenangan hati, kedekatan dengan Allah SWT, dan mendapatkan kemudahan dalam berbagai urusan. Ia juga akan menjadi teladan bagi orang lain dan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. 5. Dalil Naqli Tentang Syu'abul Iman: Banyak hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan cabang-cabang iman (syu'abul iman). Salah satu contohnya adalah hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim yang menyebutkan bahwa di antara syu'abul iman adalah mencintai apa yang dicintai Allah dan membenci apa yang dibenci Allah. (Hadits ini perlu dirujuk pada kitab hadits yang bersangkutan untuk redaksi yang tepat). Syu'abul iman mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti kejujuran, amanah, dan kasih sayang. Kesimpulan: Menjalani hidup di dunia yang kompetitif membutuhkan keimanan dan keteguhan hati. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, kita dapat menghadapi persaingan dengan bijak dan meraih keberhasilan sejati, yaitu ridho Allah SWT dan ketenangan hati. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk senantiasa berbuat baik dan menjauhi sifat-sifat tercela.