Mengapa Penggunaan Passive Voice Dalam Penulisan Harus Dihindari

Penggunaan passive voice dalam penulisan sering kali menjadi perdebatan di kalangan penulis dan peneliti. Beberapa berpendapat bahwa penggunaan passive voice dapat memberikan kejelasan dan keobjektifan dalam tulisan, sementara yang lain berpendapat bahwa penggunaan active voice lebih disukai karena memberikan kejelasan dan kekuatan dalam komunikasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa penggunaan passive voice dalam penulisan harus dihindari. Pertama-tama, penggunaan passive voice dapat membuat tulisan menjadi kurang jelas dan sulit dipahami. Ketika kita menggunakan passive voice, subjek yang melakukan tindakan menjadi tidak jelas atau bahkan disembunyikan. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan bagi pembaca dan membuat mereka kesulitan untuk mengikuti alur pemikiran penulis. Sebagai contoh, dalam kalimat "The cake was eaten by John", subjek yang melakukan tindakan (John) disembunyikan dan membuat kalimat menjadi kurang jelas. Sebaliknya, jika kita menggunakan active voice, kalimat tersebut akan menjadi "John ate the cake", yang lebih jelas dan mudah dipahami. Selain itu, penggunaan passive voice juga dapat membuat tulisan terasa lemah dan kurang kuat. Active voice memberikan kekuatan dan energi pada kalimat, sementara passive voice cenderung terdengar pasif dan kurang menarik. Dalam penulisan yang persuasif atau argumentatif, penggunaan active voice dapat membantu penulis untuk menyampaikan argumen mereka dengan lebih tegas dan meyakinkan. Sebagai contoh, dalam kalimat "The problem can be solved by implementing stricter regulations", penggunaan passive voice membuat kalimat terdengar kurang kuat. Sebaliknya, jika kita menggunakan active voice, kalimat tersebut akan menjadi "Implementing stricter regulations can solve the problem", yang lebih kuat dan meyakinkan. Selain alasan-alasan di atas, penggunaan passive voice juga dapat membuat tulisan terasa kurang dinamis dan kurang menarik bagi pembaca. Active voice memberikan kehidupan pada kalimat dan membuat tulisan terasa lebih hidup. Dalam penulisan naratif atau deskriptif, penggunaan active voice dapat membantu penulis untuk menciptakan gambaran yang lebih jelas dan memikat bagi pembaca. Sebagai contoh, dalam kalimat "The sun was setting over the horizon", penggunaan passive voice membuat kalimat terasa kurang hidup. Sebaliknya, jika kita menggunakan active voice, kalimat tersebut akan menjadi "The sun set over the horizon", yang lebih hidup dan memikat. Dalam kesimpulan, penggunaan passive voice dalam penulisan harus dihindari karena dapat membuat tulisan menjadi kurang jelas, lemah, dan kurang menarik. Penggunaan active voice memberikan kejelasan, kekuatan, dan kehidupan pada tulisan. Oleh karena itu, sebagai penulis, kita harus berusaha untuk menggunakan active voice sebanyak mungkin dalam penulisan kita. Dengan demikian, tulisan kita akan menjadi lebih jelas, kuat, dan menarik bagi pembaca.