Puisi "Malam Lebaran" oleh Sitor Situmorang: Tafsiran dan Makna yang Dalam

Pendahuluan: Puisi "Malam Lebaran" oleh Sitor Situmorang hanya terdiri dari satu baris, "Bulan di atas kuburan." Meskipun pendek, puisi ini memiliki tafsiran yang panjang dan telah menimbulkan perdebatan. Bagian: ① Latar Belakang Puisi: Sitor Situmorang membuat puisi ini setelah mengunjungi rumah Pramoedya Ananta Toer pada malam Lebaran. Ia terinspirasi oleh tembok putih yang ia lihat di perjalanan dan kuburan yang ada di baliknya. Dalam puisi ini, Sitor menggunakan kata-kata untuk menciptakan gambaran bulan di atas kuburan. ② Rima dan Bunyi dalam Puisi: Puisi ini memiliki rima yang sama pada kata "Lebaran", "kuburan", dan "bulan", dengan akhiran -an. Selain itu, huruf vokal terakhir dalam tiap penggalan suku kata juga sama, yaitu a. Hal ini memberikan kesan bunyi dan nada yang beraturan dalam puisi. ③ Tafsiran Puisi: Puisi ini dapat ditafsirkan sebagai simbol dari kesamaan manusia. Semua manusia akan kembali ke kuburan, tidak peduli bagaimana mereka meninggal. Hidup hanyalah penundaan dari kematian. Namun, pada malam Lebaran, ada harapan kemenangan dan kebahagiaan. Kesimpulan: Puisi "Malam Lebaran" oleh Sitor Situmorang adalah sebuah karya yang pendek namun memiliki tafsiran yang dalam. Meskipun tidak masuk akal secara logika, puisi ini mengajak pembaca untuk berimajinasi dan merenungkan makna kehidupan dan kematian.