Senja di Gedung Kementerian **

Mentari sore mulai meredup, menyapa langit Jakarta dengan warna jingga kemerahan. Di balik kaca gedung kementerian yang menjulang tinggi, Arman, seorang pegawai negeri sipil, masih bergelut dengan tumpukan berkas di mejanya. Aroma kopi pahit dari cangkir kesayangannya menemani kesibukannya. Arman sudah 10 tahun bekerja di gedung kementerian ini. Setiap hari, ia menyaksikan hiruk pikuk kota Jakarta dari balik jendela kantornya. Kemacetan, keramaian, dan hiruk pikuk kehidupan kota menjadi pemandangan yang sudah biasa baginya. Namun, di balik kesibukan dan rutinitas pekerjaannya, Arman menyimpan mimpi. Ia ingin membangun usaha kecil-kecilan di kampung halamannya. Mimpi itu terbersit setiap kali ia melihat senja di Jakarta. Warna jingga yang menyelimuti langit kota mengingatkannya pada keindahan alam di kampung halamannya. Arman tahu, jalan menuju mimpinya tidak mudah. Ia harus bekerja keras dan mengumpulkan modal. Namun, semangatnya tak pernah padam. Ia percaya, dengan kerja keras dan tekad yang kuat, ia akan bisa mewujudkan mimpinya. Setiap hari, Arman menyisihkan sebagian gajinya untuk tabungan. Ia juga mulai mempelajari bisnis dan mencari peluang usaha yang cocok untuknya. Ia yakin, suatu saat nanti, ia akan bisa meninggalkan hiruk pikuk Jakarta dan kembali ke kampung halamannya dengan membawa mimpi yang terwujud. Senja di Jakarta, bagi Arman, bukan hanya sekadar pemandangan. Senja adalah pengingat akan mimpi dan harapan yang terus ia perjuangkan. Senja adalah simbol semangat untuk terus maju dan meraih cita-cita. Catatan:** Cerita ini menggambarkan kehidupan seorang pegawai negeri sipil di Jakarta yang memiliki mimpi untuk membangun usaha di kampung halamannya. Cerita ini menekankan semangat dan tekad untuk meraih mimpi, serta menggambarkan keindahan senja di Jakarta sebagai simbol harapan dan semangat.