Mempertahankan Budaya Lokal di Sekolah Dasar: Studi Kasus TK Pembina 7 di Ternate

Pada era globalisasi saat ini, penting bagi sekolah untuk memainkan peran dalam mempertahankan budaya lokal. TK Pembina 7 di Ternate adalah contoh yang menarik dari bagaimana sekolah dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka untuk mempertahankan budaya lokal Moluku Ternate. Melalui observasi dan wawancara dengan kepala sekolah dan guru, peneliti menemukan bahwa sekolah telah mengambil langkah-langkah untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal sejak usia dini.

Salah satu cara utama untuk mempertahankan budaya lokal adalah dengan menggabungkan unsur-unsur budaya lokal ke dalam kurikulum. Dalam kasus TK Pembina 7, guru telah memasukkan unsur-unsur budaya lokal ke dalam kurikulum melalui proyek penguatan Pancasila dalam pembentukan karakter berbhinekaan global. Ini memungkinkan generasi Indonesia untuk mengangkat keberagaman daerah mereka sebagai keunggulan lokal dan mengglobal dengan keunggulan lokal tersebut.

Selain itu, sekolah telah mengadakan kegiatan-kegiatan seperti pelajaran tari daerah dan bahasa daerah untuk memperkenalkan budaya lokal kepada anak-anak. Melalui pelajaran tari daerah seperti tarian lalayon dan tarian Ialavon, anak-anak dapat mempelajari dan menghargai budaya lokal mereka. Selain itu, sekolah juga mengadakan pentas seni setiap tahun untuk menampilkan hasil dari pelajaran budaya lokal mereka.

Secara keseluruhan, TK Pembina 7 telah menunjukkan bahwa dengan mengimplementasikan kurikulum merdeka dan menggabungkan unsur-unsur budaya lokal ke dalam kurikulum, mereka dapat mempertahankan budaya lokal Moluku Ternate. Melalui kegiatan-kegiatan dan pelajaran yang menarik, anak-anak dapat mempelajari dan menghargai budaya lokal mereka, dan mengangkatnya sebagai keunggulan lokal mereka. Ini adalah contoh yang menarik bagi sekolah lain yang ingin mempertahankan budaya lokal mereka.