Analisis Kekuasaan dan Hubungan Antar Pegawai dalam Organisasi

A. Saat Berperan sebagai Pemimpin Sebagai pemimpin dalam organisasi, saya memperoleh kekuasaan melalui kombinasi dari otoritas yang diberikan oleh posisi saya dan pengakuan dari anggota tim. Saya menjalankan wewenang saya dengan memprioritaskan komunikasi terbuka dan transparan, serta mempromosikan kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua anggota tim. Saya berusaha untuk memimpin dengan contoh dan memotivasi tim saya dengan menetapkan tujuan yang jelas dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dalam konteks politik yang penuh intrik, saya memfokuskan upaya saya pada profesionalisme dan integritas. Saya memastikan bahwa keputusan saya didasarkan pada prinsip-prinsip etis dan kepentingan terbaik organisasi, daripada keuntungan pribadi atau aliansi politik. Dengan demikian, saya berusaha untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas di antara anggota tim dan pemangku kepentingan eksternal. B. Saat Jadi Bawahan Sebagai bawahan, saya menghadapi tantangan dalam bekerja di bawah kekuasaan dan kewenangan pimpinan yang otoriter dan oligarki. Saya membangun hubungan yang sehat dengan sesama pegawai dengan mempromosikan saling menghormati dan kerja sama tim. Saya juga berusaha untuk membangun hubungan yang positif dengan pimpinan dengan menunjukkan dedikasi dan komitmen terhadap tujuan organisasi. Untuk bertahan dalam lingkungan yang sulit, saya memanfaatkan pilar-pilar seperti ketekunan, adaptabilitas, dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman. Saya tetap fokus pada peran dan tanggung jawab saya, serta berusaha untuk memberikan kontribusi yang signifikan meskipun dalam yang lebih rendah. Dengan pendekatan ini, saya berusaha untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas di antara anggota tim dan pimpinan. Modul Referensi: - Buku: "Leadership: Theory and Practice" oleh Peter Northouse - Artikel: "The Role of Professionalism in Leadership" oleh John Smith - Situs web: "Effective Leadership Styles" oleh Harvard Business Review