Analisis Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Anak Berdasarkan Teori Asosiasi Diferensial Sutherland

Teori Asosiasi Diferensial Sutherland adalah teori sosiologis yang menjelaskan bagaimana seseorang menjadi pelaku kriminal. Teori ini berfokus pada interaksi sosial dan pengaruh lingkungan dalam membentuk perilaku seseorang. Berdasarkan teori ini, penyalahgunaan narkoba di kalangan anak dapat dianalisis dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Salah satu faktor yang penting adalah kontak dengan kelompok delinquent. Anak-anak yang terpapar dengan kelompok teman atau lingkungan yang menormalkan dan mendukung penyalahgunaan narkoba lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku tersebut. Kontak dengan kelompok ini memberikan anak-anak kesempatan untuk belajar tentang narkoba, cara menggunakannya, dan bagaimana menghindari konsekuensi hukum. Misalnya, anak yang bergaul dengan teman-teman yang menggunakan narkoba mungkin melihat penggunaan narkoba sebagai hal yang normal dan bahkan keren, sehingga mereka lebih mungkin untuk mencobanya. Selain itu, definisi yang mendukung penyalahgunaan narkoba juga memainkan peran penting. Anak-anak yang terpapar dengan definisi yang mendukung penyalahgunaan narkoba lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku tersebut. Definisi ini dapat berasal dari keluarga, teman, media, atau budaya. Misalnya, anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan narkoba mungkin melihat penggunaan narkoba sebagai hal yang normal dan tidak berbahaya. Teori asosiasi diferensial juga menekankan pentingnya rasio definisi favorable dan tidak favorable. Teori ini berpendapat bahwa seseorang akan terlibat dalam perilaku kriminal jika jumlah definisi yang mendukung perilaku tersebut lebih banyak daripada definisi yang menentangnya. Anak-anak yang terpapar dengan lebih banyak definisi yang mendukung penyalahgunaan narkoba daripada definisi yang menentangnya lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku tersebut. Misalnya, anak yang memiliki banyak teman yang menggunakan narkoba dan hanya sedikit teman yang menentang penggunaan narkoba lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku tersebut. Frekuensi, durasi, intensitas, dan prioritas kontak juga mempengaruhi kemungkinan anak-anak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Semakin sering, lama, intens, dan prioritas kontak dengan kelompok delinquent, semakin besar kemungkinan anak-anak untuk terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Misalnya, anak yang menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman yang menggunakan narkoba dan menganggap mereka sebagai teman terdekat lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku tersebut. Proses pembelajaran juga penting dalam membentuk perilaku anak-anak terhadap penyalahgunaan narkoba. Anak-anak belajar tentang penyalahgunaan narkoba melalui proses pembelajaran sosial, termasuk observasi, imitasi, dan reinforcement. Misalnya, anak yang melihat orang tuanya menggunakan narkoba mungkin belajar tentang cara menggunakan narkoba dan efeknya. Kesimpulannya, teori asosiasi diferensial Sutherland menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkoba di kalangan anak bukanlah hasil dari faktor individu semata, tetapi juga hasil dari interaksi sosial dan pengaruh lingkungan. Anak-anak yang terpapar dengan kelompok delinquent, definisi yang mendukung penyalahgunaan narkoba, dan proses pembelajaran yang mendukung perilaku tersebut lebih terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor-faktor ini dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba di kalangan anak.