Dalu Santi, Dalu Suci **

** Malam itu, langit bertabur bintang, seperti berlian yang tersebar di atas kain beludru hitam. Angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga melati, menebarkan kesejukan di udara. Di tengah keheningan malam, terdengar bisikan lembut, "Dalu santi, abyor cahyèng kartika; dalu suci miyosing Pamarta." Kalimat itu, seperti mantra, menggema di hati setiap insan. Malam ini, malam suci, malam di mana Sang Penebus telah menjelma, membawa harapan dan keselamatan bagi dunia yang terluka. Jagad raya, yang terpuruk dalam dosa dan kehancuran, kini dijanjikan pemulihan, diubah menjadi surga yang indah. Manusia, yang terbebani oleh dosa dan derita, kini diberi kesempatan untuk menemukan kedamaian dan kebahagiaan. Malam ini, malam suci, adalah malam untuk bertobat, untuk memohon ampun, untuk mendekatkan diri kepada Sang Penebus. Di tengah kegelapan malam, cahaya harapan menyala. Cahaya itu berasal dari hati yang tulus, yang penuh dengan cinta dan pengabdian. Cahaya itu menuntun manusia menuju jalan keselamatan, menuju kehidupan yang penuh damai dan bahagia. Malam ini, malam suci, adalah malam untuk merenung, untuk bersyukur, untuk menebarkan kasih sayang. Malam ini, malam suci, adalah malam untuk mendekatkan diri kepada Sang Penebus, untuk memohon berkat dan perlindungan-Nya. "Dalu santi, Panebus wus manjalma; dalu suci, dalu, dalu santi." Kalimat itu terus bergema di hati, mengingatkan kita akan kasih sayang Sang Penebus, yang telah mengorbankan diri untuk menyelamatkan dunia. Malam ini, malam suci, adalah malam untuk merayakan kemenangan cahaya atas kegelapan, kemenangan kasih sayang atas kebencian, kemenangan harapan atas keputusasaan. Malam ini, malam suci, adalah malam untuk bersukacita, untuk memuji Sang Penebus, untuk menebarkan cinta dan damai di dunia.