Perjuangan dan Inovasi Warung Sayuran Ibu Engkom dalam Menghadapi Pandemi

Pendahuluan: Warung sayuran Ibu Engkom telah berdiri sejak tahun 2011. Meskipun menghadapi kendala modal terbatas, usaha ini berhasil berkembang pesat hingga tahun 2014. Namun, pada tahun 2019-2021, pandemi COVID-19 membuat usaha Ibu Engkom mengalami penurunan pelanggan. Hingga saat ini, meskipun pandemi mulai mereda, usaha Ibu Engkom masih terhambat dan belum mengalami kemajuan. Salah satu faktor penyebabnya adalah banyaknya orang yang beralih ke belanja online. Kendala Modal Terbatas: Modal yang terbatas menjadi salah satu tantangan awal bagi Ibu Engkom. Namun, dengan tekad dan kerja keras, usahanya berhasil maju dan berjalan dengan baik pada tahun 2014. Meskipun demikian, Ibu Engkom tetap harus berjuang untuk memperoleh modal yang cukup agar usahanya dapat terus berkembang. Dampak Pandemi COVID-19: Pada tahun 2019-2021, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang signifikan bagi usaha Ibu Engkom. Penurunan pelanggan terjadi karena banyaknya orang yang memilih untuk berbelanja secara online. Hal ini membuat usaha Ibu Engkom mengalami kesulitan dalam menjaga jumlah pelanggan yang stabil. Resiko yang Dihadapi: COVID-19 menyebabkan banyaknya orang yang melakukan pembayaran menggunakan cash bon di warung, sehingga modal usaha sayuran Ibu Engkom menurun. Selain itu, sayuran yang tidak laku harus dimasak dan dijual murah untuk meminimalisir kerugian. Untuk sembako, masa expirednya lebih pendek dibandingkan dengan produk lain, sehingga perlu dilakukan pengembalian atau dikonsumsi pribadi sebelum tanggal expired. Semua resiko ini menjadi beban tambahan bagi Ibu Engkom dalam menjalankan usahanya. Inovasi dan Tantangan: Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi, Ibu Engkom melakukan inovasi dengan membuka jasa penitipan barang yang sering dibutuhkan pelanggan. Dengan demikian, Ibu Engkom dapat memberikan layanan yang lebih lengkap kepada pelanggan dan meningkatkan daya tarik usahanya. Namun, persaingan bisnis yang semakin ketat menjadi tantangan bagi usaha ini, sehingga stabilitas usaha terganggu. Kesimpulan: Untuk menghadapi situasi yang sulit ini, Ibu Engkom dapat melakukan inovasi lebih lanjut dengan membuka penjualan online melalui aplikasi WhatsApp dan Facebook. Dengan adanya penjualan online, Ibu Engkom dapat menjangkau lebih banyak pelanggan yang berminat belanja secara online daripada datang langsung. Selain itu, Ibu Engkom juga perlu terus berusaha untuk memperoleh modal yang cukup agar usahanya dapat terus berkembang. Dengan tekad dan kerja keras, Ibu Engkom akan mampu melewati tantangan ini dan mengembangkan usahanya menjadi lebih baik di masa depan.