Penemuan Gas Oksigen dan Dampaknya pada Teori Flogisto

Pada awal periode ilmiah, para ilmuwan mencoba memahami proses pemanasan dan perubahan yang terjadi selama reaksi kimia. Salah satu penemuan paling signifikan selama periode ini adalah penemuan gas oksigen oleh Antoine Lavoisier. Penemuan ini menggantikan teori flogiston, yang mengusulkan bahwa api adalah substansi padat yang tak terpecahkan yang ada dalam semua bahanSebelum Lavoisier, para ilmuwan percaya bahwa api adalah flogiston, sebuah zat tak berwarna yang ada dalam semua bahan yang terbakar. Namun, Lavoisier tidak setuju dengan teori ini dan melakukan serangkaian eksperimen untuk membuktikan bahwa flogiston tidak ada. Dalam eksperimen-eksperimen ini, ia menemukan bahwa ketika oksida raksa dipanaskan, massa zat berkurang, bukan meningkat, seperti yang diharapkan jika flogiston ada. Ia menyimpulkan bahwa flogiston tidak ada dan bahwa gas oksigen, yang ia sebut "oxygen" dalam bahasa Prancis, adalah zat yang sebenarnya bertanggung jawab atas reaksi pemanasan. Penemuan Lavoisier tentang gas oksigen memiliki dampak yang signifikan pada bidang kimia. Ia menunjukkan bahwa reaksi pemanasan tidak melibatkan transfer panas, tetapi perubahan dalam komposisi zat itu sendiri. Ia juga menunjukkan bahwa gas oksigen adalah zat yang tak terpecahkan yang diperlukan untuk semua reaksi oksidasi, dan bahwa zat-zat lain, seperti karbon dioksida, adalah produk sampingan dari reaksi oksidasi. Secara ringkas, penemuan Lavoisier tentang gas oksigen mengakhiri teori flogiston dan membuka jalan bagi pemahaman yang lebih baik tentang reaksi kimia. Penemuan ini memiliki dampak yang signifikan pada bidang kimia dan membantu mengatur dasar untuk penelitian dan eksperimen masa depan.