Apa yang Harus Anda Ketahui tentang Bulan Shafar?

Bulan Shafar, yang berarti "senyap" atau "sunyi," adalah bulan ketiga dalam kalender Islam. Dinamakan begitu karena ketiadaan aktivitas militer dan perjalanan selama bulan ini. Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa bulan ini dinamakan Shafar karena ketiadaan aktivitas orang-orang Arab Jahiliyyah selama bulan ini. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali mengatakan bahwa bulan Shafar dan bulan lainnya tidak memiliki perbedaan khusus. Dia menegaskan bahwa tidak boleh menganggap bulan Shafar sebagai bulan yang dipenuhi dengan kejahatan dan musibah. Dia juga mengatakan bahwa tidak benar untuk mengkhususkan keberkahan atau kejahatan pada bulan tertentu, karena setiap zaman yang diisi dengan kebaikan oleh seorang Muslim dianggap sebagai zaman yang diberkahi, dan setiap zaman yang diisi dengan kemurkannya dianggap sebagai zaman yang tidak diberkahi. Syeikh al-'Allamah Muhammad Shiddiq Hasan Khan mengatakan bahwa dia tidak menemukan hadits yang menjelaskan tentang keutamaan atau kejahatan bulan Shafar. Dia juga mengatakan bahwa tidak ada adwa (keyakinan penularan penyakit), shafar (menganggap bulan Shafar sebagai bulan haram atau keramat), atau hammah (keyakinan Jahiliyyah tentang reinkarnasi) yang benar. Ada beberapa mitos dan kepercayaan yang terkait dengan bulan Shafar, termasuk keyakinan bahwa anak yang lahir selama bulan ini cenderung nakal dan temperamental, dan bahwa pernikahan, khitan, dan acara lainnya sebaiknya tidak dilakukan selama bulan ini karena berpotensi menimbulkan musibah di masa depan. Beberapa orang bahkan melakukan ritual-ritual tertentu yang mencampur unsur-unsur klenik, mistis, dan syirik. Namun, semua ini adalah mitos dan kepercayaan yang tidak didasarkan pada ajaran Islam. Bulan Shafar adalah bulan yang biasa dan tidak memiliki keutamaan atau kejahatan khusus. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk mengisi bulan ini dengan kebaikan dan amal, dan untuk mengingat bahwa setiap zaman yang diisi dengan kebaikan oleh seorang Muslim dianggap sebagai zaman yang diberkahi.