Harumnya Tanah, Hangatnya Keluarga **

** Matahari terbit di ufuk timur, menyapa keluarga petani di tengah ladang yang luas. Udara pagi masih sejuk, embun pagi menempel di dedaunan hijau. Pak Ahmad, sang kepala keluarga, sudah bersiap di ladang, tangannya cekatan mencangkul tanah yang gembur. Di sampingnya, Ibu Sarah, istrinya, sibuk menyiangi tanaman cabai yang mulai berbuah. Di tengah ladang, anak-anak mereka, Rini dan Budi, bermain riang. Rini, si sulung, membantu ibunya menyiangi tanaman, sementara Budi, si bungsu, berlarian mengejar kupu-kupu yang hinggap di bunga matahari. Kehidupan keluarga petani ini sederhana, namun penuh makna. Setiap hari mereka bekerja keras, menanam dan merawat tanaman, berharap hasil panen yang melimpah. Mereka merasakan kepuasan tersendiri saat melihat tanaman tumbuh subur, buah-buahan bermekaran, dan hasil panen yang melimpah. Di tengah kesibukan mereka, keluarga ini selalu meluangkan waktu untuk berkumpul. Malam hari, mereka duduk bersama di teras rumah, menikmati hidangan sederhana yang mereka masak sendiri. Diiringi suara jangkrik dan gemerlap bintang, mereka berbagi cerita, tawa, dan kasih sayang. Kehidupan keluarga petani ini mengajarkan kita tentang arti kerja keras, kesederhanaan, dan kebersamaan. Mereka adalah contoh nyata bahwa kebahagiaan tidak selalu diukur dengan materi, tetapi dengan rasa syukur dan cinta yang tulus. Harumnya tanah, hangatnya keluarga, menjadi sumber kebahagiaan yang tak ternilai bagi mereka.