Menyelesaikan Masalah Retensi Karyawan dan Konflik Antar Departemen di PTIWU

PTIWU, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, menghadapi masalah retensi karyawan dan konflik antar departemen. Karyawan yang keluar mengeluhkan kurangnya komunikasi dari manajemen, kurangnya pengakuan atas kontribusi mereka, dan beban kerja yang berlebihan. Selain itu, ada masalah lain yang muncul terkait konflik antar departemen. Departemen pengembangan produk merasa bahwa tim pemasaran tidak memahami sepenuhnya kebutuhan produk teknis, sementara tim pemasaran merasa bahwa tim pengembangan tidak responsif terhadap umpan balik pasar. Akibatnya, terjadi banyak ketegangan dan keterlambatan dalam peluncuran produk baru. Untuk menyelesaikan masalah ini, Manajer SDM, Ibu Sarah, mengadakan pertemuan dengan kepala departemen untuk mencari solusi. Namun, pertemuan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan mengenai langkah konkret yang harus diambil. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi masalah utama dan menganalisis perilaku individu dan kelompok yang mempengaruhi situasi di perusahaan ini. Salah satu teori perilaku organisasi yang dapat diterapkan untuk memahami masalah ini adalah teori konflik. Teori ini mengusulkan bahwa konflik adalah bagian alami dari setiap organisasi dan bahwa konflik yang tidak diatasi dapat berdampak negatif pada kinerja dan retensi karyawan. Dalam kasus PTIWU, konflik antar departemen telah menyebabkan ketegangan dan keterlambatan dalam peluncuran produk baru. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan menangani konflik ini untuk meningkatkan retensi karyawan dan kinerja perusahaan. Untuk menyelesaikan masalah retensi karyawan, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah seperti meningkatkan komunikasi dan pengakuan terhadap karyawan, mengurangi beban kerja, dan menawarkan program pelatihan dan pengembangan untuk membantu karyawan mengembangkan keterampilan baru dan meningkatkan retensi mereka di perusahaan. Untuk menyelesaikan masalah konflik antar departemen, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah seperti mengadakan pertemuan rutin antar departemen untuk membahas kebutuhan dan kekhawatiran mereka, mengimplementasikan program mediasi untuk membantu menyelesaikan konflik, dan memberikan pelatihan kepemimpinan untuk membantu kepala departemen mengelola konflik dan meningkatkan komunikasi di antara tim mereka. Secara keseluruhan, dengan menerapkan teori konflik dan mengambil langkah-langkah konkret untuk menangani masalah retensi karyawan dan konflik antar departemen, PTIWU dapat meningkatkan kinerja dan retensi karyawan, dan mencapai kesuksesan jangka panjang.