Pertempuran Sengit di Kerajaan Cahaya **

Udara dipenuhi dengan aroma bunga dan embun pagi yang menyegarkan. Namun, suasana damai di Kerajaan Cahaya tiba-tiba berubah mencekam. Ratu Shani, dengan tatapan tajam dan penuh amarah, memimpin pasukannya untuk menghadapi Ratu Adel dari Kerajaan Bawah Tanah. Pertempuran sengit pun pecah. Para prajurit Kerajaan Cahaya bertempur dengan gagah berani, namun Ratu Adel dan pasukannya yang licik dan kuat membuat mereka kewalahan. Putri Ria, Pangeran Rafel, Putri Muthe, dan Pangeran Raditya, yang bersemangat untuk membela kerajaan, terjatuh dari kuda mereka saat bertempur. Melihat adik-adiknya terluka, Ratu Shani berteriak, "Lindungi mereka!" Seruannya disambut dengan sorak sorai para prajurit. Ratu Gracia dari Kerajaan Kegelapan, Ratu Celine dari Kerajaan Laut, dan Ratu Christy dari Kerajaan Bunga, yang telah mendengar kabar buruk itu, segera datang membantu. Ratu Gracia, dengan kekuatan sihirnya yang gelap, mengusir pasukan Ratu Adel. Ratu Celine, dengan kekuatan lautnya yang dahsyat, menghancurkan pertahanan musuh. Ratu Christy, dengan kekuatan bunga-bunga yang mematikan, melumpuhkan pasukan Ratu Adel. Para prajurit Kerajaan Cahaya, yang termotivasi oleh semangat para ratu, bangkit kembali. Mereka segera memasang jimat adik-adik mereka: kalung untuk Putri Ria, gelang untuk Pangeran Rafel, anting-anting untuk Putri Muthe, dan cincin untuk Pangeran Raditya. Dengan kekuatan jimat dan semangat juang yang membara, para prajurit Kerajaan Cahaya kembali menyerang. Pertempuran semakin sengit, namun mereka tidak akan menyerah. Mereka bertekad untuk melindungi kerajaan dan adik-adik mereka. Wawasan:** Pertempuran ini menunjukkan betapa pentingnya persatuan dan semangat juang dalam menghadapi bahaya. Meskipun terdesak, para prajurit Kerajaan Cahaya tidak menyerah. Mereka berjuang bersama, saling mendukung, dan akhirnya berhasil mengalahkan musuh.