** Perbandingan Jurnal tentang Bhineka Tunggal Ika: Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Universitas Pendidikan Indonesia **

Dalam kajian ini, kami akan membahas perbedaan antara dua jurnal yang mengangkat tema "Bhineka Tunggal Ika" dari Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Fokus analisis mencakup latar belakang, kajian teori, metodologi penelitian, hasil temuan serta kesimpulan masing-masing. 1. Latar Belakang - *Universitas Muhammadiyah Jakarta*: Latar belakang di UMJ menekankan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam menjaga kerukunan antar suku bangsa di Indonesia. Penelitian ini berusaha untuk menggali bagaimana konsep Bhineka Tunggal Ika dapat diterapkan dalam konteks sosial masyarakat modern. - *Universitas Pendidikan Indonesia*: Di UPI, fokus pada pendidikan multikultural menjadi sorotan utama. Latar belakang menjelaskan tantangan integrasi budaya lokal dengan globalisasi yang semakin meningkat. 2. Kajian Teori - Pada UMJ, teorinya didasarkan pada pemahaman sejarah kebangsaan dan filsafat Pancasila sebagai landasan moral bagi keberagaman. - Sementara itu di UPI menggunakan pendekatan sosiologis terhadap interaksi antarkultur serta dampaknya terhadap pembelajaran siswa. 3. Metodologi Penelitian - Metode kualitatif digunakan oleh kedua universitas; namun ada perbedaan signifikan: a) UMJ menerapkan wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat untuk mendapatkan perspektif langsung mengenai penerapan nilai Bhinnekatunggaika. b) UPI lebih banyak melakukan survei kepada pelajar guna memahami pandangan mereka terkait keberagaman kultur dalam lingkungan sekolah. 4. Hasil Penelitian Hasil dari kedua studi menunjukkan bahwa meskipun terdapat pengakuan umum atas prinsip Bhineke Tunggal Ika, a) Dalam penelitian UMJ ditemukan adanya gap antara idealisme paham tersebut dengan realita kehidupan sehari-hari akibat stereotip negatif antar kelompok etnis tertentu. b) Sedangkan hasil dari UPI memperlihatkan potensi positif melalui program-program edukatif berbasis multiculturalism yang mampu meningkatkan toleransi sejak dini di kalangan anak-anak muda. 5. Kesimpulan** Kesimpulan keduanya menyiratkan perlunya upaya kolaboratif lintas sektor demi mewujudkan harmoni sosial berdasarkan semangat persatuan tanpa menghilangkan identifikasi budaya individu atau kelompok. Melalui tinjauan komparatif ini terlihat jelas bahwa baik UNM maupun UP memiliki kontribusi berarti bagi diskursus nasional mengenai bhinnekatunggaika walaupun metode penelitiannya berbeda-beda sesuai kebutuhan kontekstual masing-masing institusi akademik tersebut.. Hal inilah yang mendorong kita semua agar terus belajar menghargai keanekaragaman sambil tetap bersatu sebagai satu bangsa besar!