Pecahnya Jerman setelah Konferensi Postdam

Setelah Konferensi Postdam pada tanggal 2 Agustus 1945, Jerman mengalami pecah menjadi dua bagian yang berbeda. Bagian pertama adalah Jerman Barat, yang ditempati oleh pasukan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis. Bagian kedua adalah Jerman Timur, yang ditempati oleh pasukan Uni Soviet. Pembagian Jerman ini juga berdampak pada pembagian ibukota Jerman, yaitu Berlin. Berlin terbagi menjadi dua bagian, yaitu Berlin Barat yang ditempati oleh pasukan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, dan Berlin Timur yang menjadi wilayah ibukota Jerman Timur yang ditempati oleh pasukan Uni Soviet. Kedua wilayah Jerman yang terbagi ini kemudian menjadi dua negara yang berbeda. Pada bulan September 1949, wilayah Jerman Barat menjadi Republik Federasi Jerman (RFJ) dengan ibu kota di Bonn. Sementara itu, pada bulan Oktober 1949, wilayah Jerman Timur menjadi Republik Demokrasi Jerman (RDJ) dengan ibu kota di Berlin. Jerman Barat kemudian bergabung dengan NATO, sedangkan Jerman Timur bergabung dengan Pakta Warsawa. Puncak dari perpecahan ini terjadi pada tahun 1961, ketika pemerintah RDJ membangun Tembok Berlin. Tembok ini memiliki panjang 160 km dan tinggi 4,5 m, dan berfungsi untuk memisahkan Berlin Barat dan Berlin Timur. Pecahnya Jerman setelah Konferensi Postdam memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah Jerman dan geopolitik dunia. Pembagian ini mencerminkan perpecahan ideologi antara Blok Barat dan Blok Timur selama Perang Dingin.