Kisah Ayam Jantan dan Jarum Emas

Pada suatu hari, Ayam Jantan menemukan sebuah jarum emas yang tergeletak di tanah. Ia sangat senang dengan temuan tersebut dan memutuskan untuk menjahit sayapnya agar bisa terbang seperti burung. Namun, ia tidak sabar dan sebelum selesai menjahit, Ayam Jantan melompat ke atas pagar dan mencoba terbang. Ternyata, ia hanya mampu melompat setinggi pagar dan tidak bisa terbang.

Ayam Betina yang melihat kejadian tersebut bertanya kepada Ayam Jantan bagaimana ia bisa terbang. Ayam Jantan menjawab bahwa ia menjahit sayapnya dengan menggunakan jarum emas yang ditemukannya. Ayam Betina pun meminta izin untuk meminjam jarum emas tersebut. Setelah menjahit sayapnya, Ayam Betina merasa sombong dan berkotek.

Namun, ketika Ayam Jantan bertanya tentang jarum emas itu, Ayam Betina mengaku telah meletakkannya di tanah dan tidak tahu di mana letaknya sekarang. Ayam Jantan merasa bersalah karena telah meminjamkan jarum emas tersebut kepada Ayam Betina. Ia merasa perlu mencari jarum emas itu karena jarum tersebut adalah milik sahabatnya, Elang.

Ayam Jantan dan Elang berusaha mencari jarum emas itu. Elang bertanya kepada Ayam Jantan apakah ia sudah bisa terbang. Ayam Jantan dengan sedih mengaku bahwa ia hanya mampu melompat setinggi pagar dan meminta maaf kepada Elang. Ayam Jantan merasa bersalah karena tidak mendengarkan nasihat Elang.

Elang kemudian memberi tahu Ayam Jantan bahwa tidak perlu minta maaf. Elang berkata bahwa jarum emas itu hilang bukan karena kesalahan Ayam Jantan, tetapi karena Ayam Betina tidak mendengarkan nasihat Elang. Elang mengajarkan kepada Ayam Jantan pentingnya mendengarkan dan mengikuti nasihat orang lain.

Dalam kisah ini, kita belajar bahwa tidak selalu harus memiliki sesuatu untuk menjadi bahagia atau berhasil. Lebih penting lagi adalah mendengarkan nasihat orang lain dan menghargai apa yang kita miliki.