Membandingkan Doa Orang Farisi dan Pemungut Cukai: Pelajaran tentang Keikhlasan dan Kebenaran

4 (275 suara)

Membandingkan Doa Orang Farisi dan Pemungut Cukai: Pelajaran tentang Keikhlasan dan Kebenaran

Doa merupakan bagian penting dalam kehidupan beragama. Dalam agama Kristen, terdapat dua contoh doa yang dicatat dalam Alkitab, yaitu doa orang Farisi dan doa pemungut cukai. Perbandingan kedua doa ini memberikan pelajaran yang berharga tentang keikhlasan dan kebenaran. Mari kita telaah lebih lanjut perbedaan dan pesan yang terkandung dalam doa orang Farisi dan pemungut cukai.

Latar Belakang Doa Orang Farisi

Orang Farisi pada zamannya dikenal sebagai golongan yang taat beragama dan menjalankan segala perintah agama dengan sungguh-sungguh. Mereka sering terlihat berdoa di tempat umum, menunjukkan kesalehan dan kekudusan mereka kepada orang lain.

Isi Doa Orang Farisi

Doa orang Farisi dicatat dalam Injil Lukas 18:11-12, "Ya Allah, aku bersyukur kepada-Mu, bahwa aku bukan seperti orang lain, para pemungut cukai, para penzalim, atau bahkan seperti orang ini. Aku berpuasa dua kali dalam seminggu dan memberikan sepersepuluh dari segala yang kudapat."

Pesan yang Terkandung dalam Doa Orang Farisi

Doa orang Farisi mencerminkan sikap kesombongan dan keangkuhan. Mereka menunjukkan kebenaran amal ibadah mereka, namun hati mereka jauh dari keikhlasan. Doa ini mengajarkan bahwa kebenaran tanpa keikhlasan hanyalah kekosongan.

Latar Belakang Doa Pemungut Cukai

Pemungut cukai pada masa itu dianggap sebagai golongan berdosa dan tercela. Mereka sering kali dijauhi dan dihina oleh masyarakat karena pekerjaan mereka yang dianggap tidak suci.

Isi Doa Pemungut Cukai

Doa pemungut cukai dicatat dalam Injil Lukas 18:13, "Allah, kasihanilah aku, orang berdosa ini." Doa singkat ini mencerminkan kerendahan hati dan pengakuan akan dosa yang dilakukan.

Pesan yang Terkandung dalam Doa Pemungut Cukai

Doa pemungut cukai mengajarkan tentang keikhlasan dan kerendahan hati. Meskipun dianggap berdosa oleh masyarakat, pemungut cukai ini mampu mengakui dosa-dosanya dengan tulus di hadapan Tuhan. Doa ini mengingatkan kita bahwa keikhlasan dan kerendahan hati lebih berharga di hadapan Tuhan daripada kesombongan dan keangkuhan.

Kesimpulan

Perbandingan antara doa orang Farisi dan pemungut cukai memberikan pelajaran yang berharga tentang keikhlasan dan kebenaran. Meskipun orang Farisi menunjukkan kesalehan mereka kepada orang lain, doa mereka mencerminkan kesombongan dan keangkuhan. Sementara itu, pemungut cukai meskipun dihina oleh masyarakat, doanya mencerminkan keikhlasan dan kerendahan hati. Dari perbandingan ini, kita dapat belajar bahwa keikhlasan dan kerendahan hati lebih berharga di hadapan Tuhan daripada kesombongan dan keangkuhan.